UM Surabaya

Nasihat adalah Karakteristik Orang Mulia

Nasihat adalah karakteristik orang-orang yang mulia. Karena orang-orang yang mulia pasti mencintai sebuah nasihat.

Nasihat merupakan bukti dari sebuah kejujuran, ketulusan, dan bukti dari sebuah cinta.

Karena jika seseorang mengetahui sebuah kebaikan, dia ingin orang lain mengetahui dan melakukan kebaikan yang serupa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian (dengan keimanan yang sempurna) sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari 12)

Orang Beriman Menyukai Nasihat

Hal ini merupakan fitrah dari orang yang beriman. Karena orang yang beriman akan mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.

Ketika dia mengetahui sebuah kebaikan, maka tentu dia pun senang tatkala saudaranya mengetahui kebaikan yang sama.

Sebaliknya orang yang rusak fitrahnya, ia tidak akan menyukai nasihat. Bahkan, sulit baginya untuk menerima nasihat.

Sehingga, kewajiban kita untuk menasihatinya. Kalau ia tidak ingin menerima nasihat, maka kita tidak lagi menasihatinya.

Allah Ta’ala berfirman:

“Oleh sebab itu, berikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.” (QS. Al ‘Ala: 9)

Sebagian ulama menafsirkan dengan syarthiyyah. Sehingga, maknanya adalah berikanlah manfaat jika peringatan itu bermanfaat.

Jika peringatan itu tidak bermanfaat, maka jangan berikan kembali peringatan atau nasihat tersebut.

Namun, sejatinya manfaat itu akan kembali kepada orang yang menasihati, baik nasihat itu diterima ataupun tidak. (Tafsir Juz ‘Amma, hal.164 karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini