Kezaliman dan Kesombongan
Ilustrasi: iamalpham
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Allah berfirman:

“Sesungguhnya mereka itu (orang- orang kafir) apabila dikatakan kepada mereka ‘laa ilaha illallah’, mereka pun menyombongkan diri. Mereka pun mengatakan, ‘Apakah kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami demi mengikuti seorang penyair yang gila?” (QS. Ash-Shaffat: 35-36)

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya orang-orang musyrik yang didakwahi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengetahui kandungan dan konsekuensi dari kalimat tauhid laa ilaha illallah. Yaitu, wajibnya menyingkirkan segala bentuk syirik dan peribadatan kepada selain Allah.

Oleh sebab itulah, mereka menolak dakwah tauhid. (Syekh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah dalam Qurratu ‘Uyun Al-Muwahhidin, hal. 7)

Suatu hal yang sudah dimaklumi bahwa Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya.

Ibadah kepada Allah adalah dengan tunduk kepada perintah dan larangan-Nya. Ibadah kepada Allah menuntut hamba memurnikan ibadahnya kepada Allah semata dan meninggalkan syirik. Inilah seruan setiap rasul yang Allah utus kepada manusia.

Allah berfirman:

“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap kaum seorang rasul yang menyerukan, ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.’” (QS. An-Nahl: 36)

Ibadah kepada Allah adalah bertauhid, sedangkan menjauhi thaghut adalah dengan berlepas diri dari syirik dan pelakunya. Inilah ajaran Islam dan keadilan tertinggi di alam semesta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Hak Allah atas para hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan denganNya sesuatu apa pun.” (HR. Bukhari Muslim)

Ibadah kepada Allah dibangun di atas sikap tunduk dan merendahkan diri kepada Allah dengan disertai pengagungan kepadaNya, penuh cinta, takut, dan harap kepada-Nya. Inilah ibadah yang wajib ditujukan kepada Allah, dan tidak boleh dipalingkan kepada selain-Nya.

Allah berfirman:

“Dan tidaklah mereka diperintahkan, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan untuk-Nya agama dengan hanif (lurus) …”(QS. Al-Bayyinah: 5)

Di dalam ibadah inilah, akan tercapai ketenteraman dan kebahagiaan hamba. Sebab, itulah tujuan penciptaan dirinya di alam dunia ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini