Takdir dalam Islam dikenal dengan istilah qada dan qadar. Meyakini adanya qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman.
Tidak sempurna iman seorang muslim jika tidak meyakini adanya takdir Allah. Penting untuk dipahami bahwa takdir Allah adalah yang terbaik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak sekali masalah yang kita hadapi dalam hidup membuat merasa kita merasa kesulitan.
Tidak jarang hal itu membuat kita sering menyalahkan takdir. Padahal kehendak dan ketentuan yang merupakan takdir Allah adalah yang terbaik.
Tentu bukan tanpa alasan mengapa takdir Allah adalah yang terbaik. Sebab, pasti ada hikmah di balik setiap masalah dan peristiwa yang kita hadapi dalam hidup.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ
“Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Ahmad, 3:117)
Hadis Jibril yang membicarakan tentang rukun iman menyebutkan:
وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, no. 8)
Takdir itu tidak ada yang buruk. Takdir jika dilihat dari perbuatan Allah, semua takdir itu baik.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.’ Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek.”