Menurut penuturan Pak Haji Bukhari, modalnya hanya Rp 30 ribu. Setelah itu naik Rp 50 ribu. Naik lagi menjadi Rp 100 ribu.
Dengan disiplin menabung, akhirnya ia bisa membeli freezer untuk bisa berjualan sosis di rumah. Tentu saja, kulakannya juga sudah mulai bertambah.
Di desanya, ia terkenal sebagai seorang yang pemberani. Jangan coba-coba bermasalah dengannya.
Dia juga termasuk orang yang masih percaya pada hal-hal yang sifatnya keramat. Ia percaya pada jimat yang menempel pada akik dan benda-benda tajam tertentu.
Kendati begitu, dia tetap dan semakin kuat pada keyakinannya dengan nasihat orang tua yang pernah diantarkannya dengan becaknya itu.
Semakin lama semakin dekat dia dengan masjid. Hingga pada saatnya, ia bersama istrinya ditakdirkan Allah bisa menunaikan ibadah haji.
Dia bisa menambah freezer satu persatu. Dan akhirnya ia bisa membangun gerai (toko) Rajanya Sosis di tempat kelahirannya.
Dia mulai belajar menembus langsung ke perusahaan frozen food dengan pengambilan partai yang cukup besar. Sales perusahaan pun datang ke tokonya.
Bonus demi bonus ia terima. Diskon dan program promo pun ia terima. Karena merasa sudah sukses dengan tokonya itulah, Haji Bukhari membuka gerai baru ke kota Pamekasan hingga sukses.
Dan dengan izin Allah, dia meraih sukses dan besar. Bonus dari Perusahaan bukan lagi hanya satu dua dan puluhan juta, tetapi satu unit mobil.
Sukses itu candu. Usahanya pun sudah tidak lagi di Pamekasan, tetapi mulai merambah Kota Sumenep. Awalnya ia membuka satu gerai Rajanya Sosis. Pada awal tahun 2023 ini sudah membuka gerai baru lagi di kota Sumenep.
Gaya hidupnya pun berubah. Rupanya, kekayaannya tidak menjadikannya ia menjadi sombong kepada orang lain, apalagi menjauhkannya dari masjid dan halaqah pengajian.
Dia rajin datang ke pengajian. Ia bersedia menjadi takmir masjid dengan tujuan agar semakin dekat dengan masjid.