Hanya kepada Allah Kita Kembali
Semua orang Islam mengatakan inna lillah wa inna ilahi raji’un. Apakah makna kalimat ini? Kita harus benar-benar melihat dan memikirkan kata kata yang kita ucapkan.
Innaa lillah bermakna kita adalah milik Allah ‘Azza Wa Jalla. Kita adalah hamba Allah dan kita akan berpisah dari dunia ini untuk bertemu dengan-Nya.
“Barang siapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah pasti datang.” (QS. Al-‘Ankabut: 6)
Berdiri di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah suatu kepastian. Engkau akan bertemu Rabbmu dan Dia akan menghisab amalmu.
Ini adalah realitas yang perlu kita letakkan di pelupuk mata kita. Sebab, banyak orang yang tak paham realitas ini, tersesat di berbagai arus kehidupan dunia.
Seperti kata pepatah, “Kompas hilang, tak tahu arah dituju.” Akan tetapi, apabila engkau diberi taufik oleh Allah ‘Azza Wa Jalla, kemudian engkau beriman dan mengesakan-Nya serta mengikuti Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka engkau berada dalam kebaikan. Berjalan dalam kehidupan dengan jelas ke arah depan.
“Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” (QS. Mulk: 24)
Yaitu, jalan yang jelas. Engkau menjalani kehidupan ini dengan jelas di hadapanmu,
“Katakanlah (Muhammad), ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashīrah.” (QS. Yusuf: 108)
‘Alā bashīrah maknanya seseorang hidup dengan penglihatan yang ia gunakan untuk melihat hal-hal secara hakikatnya.
Tidak tertipu dengan dunia ini dan pernak-pernik perhiasannya. Tidak tertipu dengan suatu hal yang dapat memalingkannya dari realitas yang gamblang, apa tujuan ia diciptakan.
Ia akan menghadapi realitas tersebut setelah ia berpindah alam dari dunia ini dengan penerangan dari Rabb-nya
“Maka, apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya, sama dengan orang yang dijadikan terasa indah baginya perbuatan buruknya dan mengikuti keinginannya?” (QS. Muhammad: 14)
Ia memiliki penerangan dan kejelasan pada setiap langkah yang ia tempuh di kehidupan ini.