Lupa Allah, Lupa Diri Sendiri
Demikianlah, demi Rabb Pencipta dan Pemilik langit, hanya Dialah yang dapat memberikan taufik orang yang bahagia. Sayangnya, banyak orang yang tidak demikian.
Banyak orang yang bangun dan beraktivitas dalam kehidupan ini, dan tidur lalu bangun, kemudian pergi lalu kembali, dalam keadaan tidak tahu arah.
Ia lupa terhadap dirinya manakala ia melupakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan melupakan realita yang ia hadapi. Yaitu, statusnya sebagai seorang hamba Allah, yang diciptakan untuk menghidupi realita itu dengan cara mengesakan Allah.
Hal itu dikarenakan Allah ‘Azza Wajalla membuat ia lupa terhadap dirinya. Betapa anehnya, ada orang yang hidup, tetapi ia lupa terhadap dirinya sendiri.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, “Bagaimana bisa orang lupa dengan dirinya sendiri?” Orang bisa lupa teleponnya, lupa pulpennya, lupa kunci rumah, tetapi lupa dirinya sendiri? Bagaimana bisa?
Ya. Ia lupa kemaslahatan dirinya dan tidak berusaha menyelamatkan dirinya dari azab Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga ia tersesat dan tak tahu ke mana ia pergi.
Ia menyangka dirinya sedang sibuk. Jika ditanya, ia selalu bilang ‘saya sibuk’. Tetapi sibuk dalam hal apa? Apakah ia sibuk dalam hakikat tujuan ia diciptakan? Atau sibuk hal lain?
Di sinilah letak petunjuk dan ketersesatan. Semua orang dalam hidup ini, pada semua urusan mereka, setiap gerak dan diam, serta semua tindak-tanduk mereka, semuanya berjalan di atas kaidah petunjuk dan ketersesatan.
Ada orang yang diberi hidayah dan ada orang yang tersesat. Orang yang mendapat hidayah ialah orang yang Allah beri petunjuk. Dan orang yang tersesat ialah orang yang Allah sesatkan.
Saudaraku sekalian, demi Allah, orang yang jujur kepada Rabbnya, maka Dia akan penuhi janjiNya kepadanya. Jika kamu jujur kepada Allah, Allah akan beri ganjaran.
Orang yang mendatangi Allah, Allah tidak akan mengusirnya. Siapa yang menyambut Allah, Allah akan menyambutnya. Allah, Dialah Yang Maha Menerima syukur hamba-Nya.
“Maka, barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).” (QS. Al-Lail: 5-7). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News