“Faidza faroghta fanshob wa ila robbika farghob, Saya titip kepada PWM Jatim, agar ini betul-betul menjadi langkah awal untuk kita melakukan terobosan-terobosan yang lebih besar untuk di bidang perguruan dan lembaga pendidikan,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada peresmian Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF), Karangploso, Kabupaten Malang,Rabu (21/02/2024).
AMF adalah mantan rektor terlama UMM. Dia dianggap Sang Legenda UMM karena dinilai yang membangun dan membesarkan UMM mulai dari tingkat UMM yang berarti Universitas Morat Marit menjadi Universitas Magang Menteri sekaligus perguruan tinggi swasta Islam terbesar di dunia.
AMF pernah menjadi Menteri Agama pada masa Presiden BJ Habibie dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masa Presiden Megawati. Kemudian jadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden zaman Presiden Jokowi jilid satu.
Baca juga: Resmikan Ponpes Abdul Malik Fadjar, Haedar Nashir: Waktunya Muhammadiyah Juga Ngurusi Elite
Ia pernah menjadi Ketua PP Muhammdiyah. Nama dan prestasinya banyak diabadikan antara lain ditulis dalam disertasi Dr Moersidi, dosen UMM, juga ditulis dalam buku, “Darah Guru Darah Muhammadiyah Perjalanan Hidup Malik Fadjar” yang ditulis Anwar Hudijono dan Anshary Thayib.
Tentu yang paling fenomenal sebagai saksi adalah berdirinya kampus UMM yang tegak kokoh hingga kini atas perjuangannya.
“Sampai-sampai masyarakat menjuluki UMM sebagai Universitas Malik Muhadjir,” kata Moersidi. Muhadjir adalah murid sekaligus kader terbaiknya yang menyertai Malik membangun UMM.
AMF wafat beberapa tahun lalu di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.
Dalam acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Prof Dr Nazaruddin Malik, Mantan Rektor UMM Prof Dr Fauzan, dan Perwakilan keluarga besar Prof. Abdul Malik Fadjar, Ibu Noorjanah Malik Fadjar.
Muhadjir menjelaskan berdirinya PPI Abdul Malik Fadjar telah diinisiasi dari beberapa tahun lalu namun baru terealisasi saat ini. Pondok Pesantren berbasis kurikulum tersebut memiliki beberapa program unggulan seperti tahfidz 10 juz, kerjasama dan pertukaran pelajar Internasional.
Baca juga: Muhadjir: Ponpes Abdul Malik Fadjar Harus Menginspirasi
Pembelajaran dengan multilingual, pembelajaran dengan model living education meliputi quran dan sunnah, language, and learning in science, pengembangan literasi, dakwah dan kepemimpian, pengembangnan potensi seni budaya dan olahraga, serta kemampuan membaca kitab Bahasa Arab.
Muhadjir menyampaikan kritiknya atas beberapa lembaga pendidikan yang hampir mati dan terpaksa dilakukan merger. Adanya PPI AMF ini bukan berarti harus bergantung dengan eksistensi UMM saja, namun juga menjadi milik seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah di Jawa Timur.
“Saya minta seluruh Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Jawa Timur harus ikut berkolaborasi terkait human resource maupun other resources meskipun saat ini bertempat di Malang, sangat mungkin jika ini bagus akan kami kembangkan di daerah-daerah lain di Jawa Timur,” pungkasnya.
Menko PMK mengungkapkan bahwa memang social business Muhammadiyah yaitu bidang pendidikan. Saat ini sedang mengusahakan sektor lain yaitu sektor perekonomian.
Dengan visi yang diangkat dari nama besar Abdul Malik Fadjar, Muhadjir berharap dapat menginspirasi sekolah-sekolah di Jawa Timur berstandar internasional dengan mengusung visi PPI AMF “Siapkan pemimpin masa depan berwasasan global”.(*/ano/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News