Muhammadiyah melalui kolaborasi yang dibangun antara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah dengan PT. Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) menghadirkan air bersih untuk masyarakat Desa Tliu, Amanuban Timur, Timor Tengah Selatan, NTT.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti hadir secara langsung peresmian dan tasyakuran atas Revitalisasi Akses Air Bersih dan Pengurusan Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat “Pasimas Feto Mone”, Rabu (21/2/2024).
Air menjadi masalah menahun yang selalu dihadapi oleh masyarakat Desa Tliu, di NTT. Melihat realitas itu, MPM PP Muhammadiyah bergerak menutup bumi pada 2017 dan berlanjut untuk revitalisasi akses bersih bagi masyarakat sana.
Revitalisasi air bersih ini selain ditujukan untuk keperluan harian, juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada sektor pertanian dan sektor produksi lainnya. Maka Abdul Mu’ti berpesan setelah ini masyarakat lebih produktif dalam kehidupan.
“Itulah pentingnya kita bersyukur dan pandai mengelola air untuk kehidupan warga, sektor pertanian maupun usaha produktif lainnya,” kata Abdul Mu’ti.
Pada kesempatan ini, Abdul Mu’ti juga menyampaikan, gerakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah sifatnya inklusif. Maka air ini boleh digunakan oleh semua umat, dengan catatan harus hemat, tidak berlebihan, dan sesuai maslahat.
“Su dekat, su nekat, su hemat. Air sudah dekat, jangan nekat berlebihan, tapi hematlah memanfaatkan air bersih untuk kemaslahatan kehidupan manusia dan lingkungan, ” tukas Abdul Mu’ti.
Sementara itu, Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin menyampaikan terima kasih kepada PT PII (Persero) sebagai mitra dalam mewujudkan peningkatan sarana air bersih berwujud bak penampung utama air, instalasi pipa air, kendaraan operasional, dan manajemen pengelolaan air.
Selain itu, Yamin juga menjelaskan bahwa kemitraan tersebut terwujud atas dukungan PWM NTT, MPM PWM NTT, UM Kupang, PCM Amanuban Timur dan segenap warga Tliu. Sejauh ini air bersih pasimas feto mone telah dimanfaatkan sebanyak 41 kepala keluarga di Desa Tliu, NTT.
“Harapan kami, Pasimas Feto Mone menjadi media yang dapat menyerap aspirasi warga terkait air bersih dan pemanfaatannya,” tutup Yamin. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News