Pemilihan umum (Pemilu) merupkan pesta rakyat yang menjadi tonggak penting kehidupan demokratis dalam bernegara.
Pada setiap euforia pemilu yang penuh harapan dan antusiasme ini, akan diikuti oleh dampak tidak terduga yang berkaitan dengan masalah kesehatan fisik dan mental terutama bagi para kontestan yang gagal memenangkan suara rakyat.
Uswatun Hasanah, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengatakan, sebuah penelitian terbaru menyoroti bahwa tingkat stres yang tinggi akibat kegagalan dalam ajang pemilihan umum dapat memicu masalah kesehatan, khususnya masalah pada lambung.
“Stres yang berlangsung lama dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang selanjutnya dapat menyebabkan munculnya gastritis atau tukak lambung,” ujar Uswatun, Kamis (22/2/2024).
Menurut dia, kondisi stres dapat memicu munculnya masalah lambung dikarenakan saat seseorang mengalami stres tubuh akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis sehingga melepaskan hormon stres, yaitu kortisol dan adrenalin.
“Kehadiran hormon ini menstimulasi produksi asam lambung dalam jumlah banyak yang berpotensi merusak lapisan pelindung dinding lambung (mukosa lambung) dan akhirnya menyebabkan munculnya peradangan pada lambung. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gastritis atau tukak lambung,” jelas Uswatun.
Selanjutnya, ia mengatakan meningkatnya aktivitas saraf simpatis juga berdampak pada perubahan motilitas lambung yaitu kemampuan dalam mencerna makanan dan mengosongkan isinya.
Saat kondisi stres motalitas akan menurun dan menyebabkan menumpuknya asam lambung yang berisiko memicu terjadinya refluk asam.
Munculnya masalah lambung akibat stres juga dapat diakibatkan oleh gangguan sistem imun yang menyebabkan seseorang mudah terinfeksi oleh bakteri helicobacter pylori yang merupakan penyebab utama tukak lambung dan memperburuk kondisi peradangan pada lambung.
Perubahan pola makan dan gaya hidup karena stress berkepanjangan juga berpengaruh langsung terhadap munculnya penyakit lambung.
Uswatun berpesan, bagi para kontestan pemilu yang dinyatakan gagal dalam kontestasi pemilu saat ini, perlu memahami bagaimana stres akan mempengaruhi kesehatan fisik. Pengelolaan stres yang tepat dapat mengurangi risiko munculnya penyakit lambung.
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan menyadari kondisi Kesehatan mental saat ini dan menjaga keseimbangan kondisi fisik maupun mental.
Individu dapat berbagi pengalaman dengan orang terdekat untuk mengurangi beban pikiran yang mengganggu.
Melakukan distraksi dengan mendengarkan musik, membaca buku, berkebun juga melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, meditasi, yoga.
Pemenuhan kebutuhan tidur yang memadai dan menjaga pola makan yang sehat dapat meminimalisasi dampak negative stress pada kesehatan lambung dan tubuh secara umum.
“Apabila kondisi stres dirasakan tidak dapat ditangani secara mandiri, sebaiknya menghubungi layanan kesehatan atau profesional kesehatan jiwa untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” tutur dosen Keperawatan Jiwa tersebut. (*/ded)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News