*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Orang-orang yang gemar berbohong, berbuat curang, akan menerima azab yang sangat pedih. Kelak di alam kubur, mereka akan merobek-robek mulutnya sendiri sampai hari Kiamat tiba.
Orang yang terbiasa berbicara bohong dan dusta serta berbuat curang itu memiliki penyakit hati.
Jika kebiasaan buruk ini tidak dihentikan, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan balasan yang sangat pedih. Salah satu tujuan berbohong adalah bersiasat atau berstrategi.
Kadang kala, bohong dianggap sebagai kebiasaan yang sepele. Padahal jika kebiasaan bohong dilakukan secara terus-menerus, apalagi jika tanpa disertai dengan ilmu, niscaya ucapan orang tadi akan selalu bohong dalam hal apa pun.
Salah satu peristiwa buruk yang dialami manusia di alam kubur adalah mulutnya dirobek- robek hingga hancur berantakan, kemudian dikembalikan lagi seperti semula, lalu dirobek-robek lagi, begitu seterusnya hingga hari kiamat tiba.
Ini adalah balasan yang akan diterima oleh orang- orang yang gemar berbohong berbuat curang.
Sewaktu bertanya kepada Jibril dan Mikail, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat”. Kedua malaikat menjawab, “Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari Kiamat.” (HR. Bukhari)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang- orang pendusta.” (QS. An-Nahl : 105)
Dalam kehidupan sekarang, kita melihat bagaimana kebohongan berproses menjadi sesuatu yang dipercaya. Menurut Tom Stafford (2016), “Pengulangan membuat fakta tampak lebih benar, terlepas dari apakah fakta tersebut benar atau tidak”. Memahami efek ini dapat membantu kita menghindari propaganda.