Di era kepemimpinan selanjutnya, juga terdapat pengalaman menarik dan inspiratif dalam konteks kenegarawanan. Jadi kurang tepat kalau Muhammadiyah disebut kurang berpengalaman dalam konteks politik nasional.
Lalu, dalam konteks 2024, apa yang harus kita lakukan? Suko memaparkan perlunya memelopori menjadi warga negara yang cerdas, bijak, dan proporsional dalam bersikap atas hasil Pemilu 2024 beserta efeknya.
“Salah satu contohnya menahan diri untuk mudah menyebar informasi yang belum jelas asal muasalnya. Saring sebelum sharing,” kata dia.
Karenanya, terang Suko, semua lapisan perlu didorong untuk melakukan rekonsiliasi, terutama para elite bangsa. Rekonsiliasi didefinisikan sebagai perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula atau perbuatan menyelesaikan perbedaan.
“Ini artinya harus muncul dari kedua belah pihak. Jika ini terjadi sangat mungkin rekonsiliasi dilakukan. Rekonsiliasi bukan bagi-bagi kue kekuasaan,” tegas Suko.
Dia menambahkan perlunya memelopori sebagai agen rekonsiliasi sebagai langkah awal untuk menyatukan elite dan juga mengharmonisasikan masyarakat.
“Ini juga menjadi titik awal yang baik untuk membangun pemerintahan yang kuat, termasuk supaya perekonomian kembali tumbuh positif,” pungkasnya. (roisuddin)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News