Beberapa tahun terakhir, beberapa masjid di Indonesia mengadakan sebuah program unik yang membuat para jama’ah bersemangat untuk shalat Tarawih, yaitu dengan mengadakan shalat Tarawih dengan membaca satu juz secara lengkap. Sebagian melaksanakannya dengan memulainya sejak shalat Isya, sebagian memulainya sejak shalat Tarawih.
Shalat Tarawih satu juz, atau yang diadakan di sebagian masjid dengan nama “Tarawih ala Madinah” karena meniru shalat Tarawih yang biasa diadakan di Masjidil Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah. Ibadah itu kini menjadi tren yang digemari secara khusus bagi yang masih berusia muda, karena kondisi fisik yang cenderung masih kuat dan sehat, dan semangat beribadah yang lebih besar.
Meskipun begitu, sebagian kalangan menilai program seperti ini kurang tepat, sehingga sebagian jama’ah merasa tidak nyaman, bahkan kemudian tidak ke masjid untuk shalat Tarawih seterusnya.
Sebagian mempersoalkan jama’ah yang berusia lanjut dengan kondisi fisik yang sudah melemah. Lalu bagaimana sebaiknya ?
Pertama, Pentingnya Komunikasi
Menjadi hal terpenting dalam mengadakan program seperti ini adalah dengan adanya komunikasi yang baik dengan jama’ah shalat, yaitu dengan pengumuman atau dengan menyertakan jadwal program Ramadhan secara lengkap yang bisa dipahami oleh semua jama’ah.
Sehingga jika memang harus diadakan, mereka yang merasa kurang mampu bisa shalat Tarawih di masjid lain ketika shalat Tarawih satu juz ini digelar tanpa ada rasa kecewa atau tidak nyaman. Tentu sebelumnya perlu adanya rapat dan koordinasi takmir masjid, jama’ah dan panitia terkait perlu atau tidaknya program ini.
Kedua, Memperhatikan Kondisi
Kondisi umum jama’ah dan kondisi lingkungan tersebut perlu dipertimbangkan dengan baik. Jika mayoritas masyarakat di sekitar masjid itu masih belum terlalu mengenal Islam, dan lebih membutuhkan pendekatan dakwah yang lebih ringan dan sesuai, tentu lebih baik tidak perlu mengadakan program Tarawih satu juz, karena itu akan membuat masyarakat yang sedang bersemangat ibadah di bulan Ramadan, justru kemudian tidak tertarik ibadah di masjid itu lagi.
Ketiga, Kebutuhan Umat Islam Indonesia
Secara umum, masyarakat Islam di Indonesia lebih membutuhkan kajian singkat atau kuliah tujuh menit (kultum) yang bermuatan motivasi ibadah dengan shalat Tarawih yang singkat dan sederhana daripada shalat Tarawih yang panjang. Sehingga jikapun memang perlu mengadakan shalat Tarawih satu juz, tidak perlu setiap hari, agar tausyiah atau kajian singkat tetap ada.
Di sisi lain, pelaksanaan shalat Tarawih satu juz membutuhkan persiapan yang matang dan baik, mulai dari imam shalat yang memang memiliki hafalan kuat, suara nyaman didengar, perangkat sound system yang baik, juga kondisi ruangan serta fasilitas yang mendukung seperti ventilasi udara, karpet dan semisalnya yang nyaman untuk ibadah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News