Para ulama menjelaskan bahwa iman itu mencakup:

● Keyakinan di dalam hati
● Ucapan dengan lisan
● Amal dengan anggota badan

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Iman itu terdiri dari tujuh puluh lebih cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam beribadah kepada Allah, seorang mukmin memadukan di dalam dirinya tiga hal:

● Rasa takut/ khouf
● Rasa cinta/mahabbah
● Rasa harap/ roja’

Itulah tiga pilar ibadah hati. Tidak akan benar ibadah tanpa terkumpulnya ketiga hal ini dalam diri seorang muslim.

Maka keimanan itu menuntut seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan apa-apa yang dicintai dan diridai-Nya. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Maka seorang yang beriman melakukan amal saleh dengan harapan amalnya diterima dan takut apabila amalnya tertolak.

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

“Seorang mukmin memadukan dalam dirinya antara berbuat kebaikan/ihsan dan merasa takut. Adapun orang kafir memadukan dalam dirinya antara berbuat buruk dan merasa aman.”

Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata: “Aku telah berjumpa dengan tiga puluh orang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mereka semuanya khawatir dirinya terjangkiti kemunafikan.

Tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengatakan imannya setara dengan imannya Jibril dan Mika’il.”

Pembinaan iman inilah yang harus terus kita lakukan dalam diri kita pribadi, di tengah keluarga, dan di tengah masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini