Munas Ke-32 Tarjih Muhammadiyah: Catatan dan Refleksi Anak Muda
Penulis (kiri) bersama Prof. Agus Purwanto, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. foto: dok/pri

*) Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, S.Ag, M.Pd
Sekretaris MTT Kabupaten Tegal

Sebagai seorang anak muda, mengikuti perhelatan besar Musyawarah Nasional ke-32 Tarjih Muhammadiyah di Kota Pekalongan tahun 2024, merupakan pengalaman yang mendalam dan memikat.

Kota Pekalongan menjadi saksi penting bagi peradaban Muhammadiyah yang berakar sejak Kongres ke-16 Muhammadiyah pada tahun 1927.

Tema Munas ke-32 Tarjih Muhammadiyah, “Meneguhkan Islam Berkemajuan dalam Membangun Peradaban Semesta,” sungguh mencerminkan semangat progresif Muhammadiyah.

Ini bukan sekadar wacana keagamaan, tetapi juga panggung untuk meneguhkan Islam sebagai landasan kokoh dalam menghadapi dinamika tantangan global.

Materi yang dibahas dalam Munas ini, seperti Pengembangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah, Fikih Wakaf Kontemporer, dan Kalender Hijriyah Global Tunggal, menggarisbawahi komitmen Muhammadiyah dalam merumuskan pandangan yang relevan dengan kehidupan kontemporer umat Islam.

Sinergi antara Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, dan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, memberikan gambaran tentang keseriusan Muhammadiyah dalam menghadirkan pemikiran keagamaan yang sholihun likulli zaman.

Sebagai seorang sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah, menjadi bagian dari Munas ini adalah kebanggaan tersendiri.

Saya menyaksikan bagaimana gagasan-gagasan dinamis yang disajikan menjadi sumbangan berharga bagi peradaban Islam dan kemanfaatannya bagi seluruh umat manusia.

Tiga pembahasan utama, terutama tentang Kalender Hijriyah Global Tunggal, menggambarkan ambisi besar Muhammadiyah dalam mempersatukan umat Islam melalui proyek peradaban yang tidak hanya relevan dalam satu dekade, tetapi mungkin bahkan satu abad ke depan.

Dalam setiap perbincangan dan keputusan yang diambil, Munas ke-32 Tarjih Muhammadiyah tidak hanya menjadi tonggak sejarah bagi Muhammadiyah, tetapi juga menandai komitmen kuat untuk menjadikan Islam sebagai pilar utama dalam membangun peradaban yang manfaatnya mampu dipetik seluruh semesta alam. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini