UM Surabaya

Namun sayangnya, banyak orang yang tidak mengingat dan memahami hadits di atas. Kita menyaksikan tidak sedikit dari kalangan para pejabat dan konglomerat muslim tertipu oleh harta dan dunia.

Mereka menjadi tamak, mengira bahwa dirinya raja dan tuan. Sesungguhnya, mereka telah diperbudak oleh harta dan dunia. Astagfirullah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Kehidupan dunia telah menipu mereka.”
(QS. Al-An’am: 130)

Allah juga berfirman: “Hai orang orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak- anakmu melalaikan kaum dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang- orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)

Penyakit cinta dunia pada seorang muslim bisa menghantarkan kepada kekufuran. Ada yang berislam di pinggiran, yakni keislamannya mantap jika ia diberi nikmat dunia.

Akan tetapi, jika mendapat bencana, ia pun menjadi murtad. Inilah keadaan orang orang yang keislamannya berada di pinggiran jurang.

Jika dunia telah memenuhi hati, pikiran pun hanya tertuju memikirkan dunia. Ia bisa menjadi budak harta, tidak memedulikan cara memperoleh harta, dengan jalan yang halal maupun haram.

Semoga kita bukan bagian dari muslim yang diperbudak harta. Sebaliknya, kita menjadikan harta yang dimiliki sebagai sarana untuk dekat pada Allah Ta’ala.

Caranya dengan banyak berkontribusi untuk perjuangan Islam, membiayai berbagai kebutuhan dakwah, dan menolong sesama manusia yang kekurangan (miskin). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini