Orang seperti Bilal rela disiksa untuk mempertahankan iman mereka. Perjuangan para sahabat yang demikian gigih ini melahirkan buah kemenangan, sehingga membuat Islam mulia.
Ucapan Khalid bin Walid bisa menjadi penanda bagaimana pengorbanan dia dalam agama hingga melarutkan pikiran dan fisiknya hingga sangat menanti kematian di medan peperangan. Dia mengatakan:
قَالَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ: «مَا مِنْ لَيْلَةٍ يُهْدَى إِلَيَّ فِيهَا عَرُوسٌ أَنَا لَهَا مُحِبٌّ، أَوْ أُبَشَّرُ فِيهَا بِغُلَامٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ لَيْلَةٍ شَدِيدَةِ الْبَرْدِ كَثِيرَةِ الْجَلِيدِ فِي سَرِيَّةٍ أُصَبِّحُ فِيهَا الْعَدُوَّ
“Tidaklah satu malam mengabarkan kepadaku akan menikah dengan seorang perempuan yang aku sukai, atau kabar kelahiran anakku, tidaklah lebih aku cintai daripada menanti perang di malam yang dingin menembus kulitku untuk menghadapi musuh di pagi hari.”
Khalid bin Walid merupakan representasi bagaimana keberhasilan nabi dalam mendidik para sahabatnya sehingga bisa mengorbankan jiwa raganya untuk berjuang untuk Islam.
Pantas apabila mereka mendapatkan kemuliaan yang bisa dirasakan oleh generasi setelahnya.
Lalai Akhirat dan Kehinaan
Kalau para sahabat fokusnya ke akhirat sehingga apa pun yang mereka lakukan di dunia ini untuk menegakkan dakwah Islam.
Namun generasi yang hidup jauh sesudah mereka semakin jauh dan lalai terhadap nilai-nilai yang diperjuangkan oleh generasi terbaik yang pernah diturunkan Sang Pencipta.
Generasi yang hidup jauh dari dari nilai-nilai Islam tidak lepas dari godaan dunia dan disibukkan untuk bergelut di dalamnya.
Hal inilah yang membuat kaum muslimin melalaikan nilai-nilai perjuangan yang mengarah kepada kemuliaan di akhirat, di satu sisi dan di sisi lain sangat sibuk mendalami keduniaan untuk mendapatkan kesuksesan.
Alquran mengabadikan realitas kecondongan manusia (kaum muslimin) saat ini kepada penguasaan dunia hingga menyepelekan kehidupan akherat.
Kaum muslimin saat ini lebih memilih menikmati yang sesaat dengan meninggalkan kebahagiaan yang abadi.
Hal ini diilustrasikan bahwa manusia saat ini lebih memiliki minum khamr dunia dengan meninggalkan khamr di surga.
Tidak sedikit manusia saat ini mengenakan pakaian sutra di dunia dengan resiko diharamkan memakai sutra di akhirat.