Jadi antara akidah dan akhlak tidak dapat dipisahkan. Kunci Pendidikan adalah melahirkan manusia dengan akhlak yang mulia (ahsanu ‘amala).
Di mana semua itu dimulai dari penguatan aqidah di dalam diri manusia itu (ideologis-teologis) sebagai fondasinya.
Sebagaimana dikuatkan pada ayat berikutnya yakni QS. Ibrahim ayat 26 artinya: “Dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”
Ayat di atas sangat jelas mengumpamakan kalimat yang buruk adalah kalimat yang tercerabut akarnya dari dalam bumi.
Jika akar adalah akidah atau keyakinan, maka manusia yang buruk itu adalah manusia yang kehilangan akidahnya. Mereka hidup dalam kebimbangan atau kebingungan.
Jika masalah pendidikan adalah rusaknya moral, etika dan akhlak, maka itu bisa didiagnosis karena disebabkan hilangnya akidah.
Mereka dalam kebingungan atau ketidakpastian. Keyakinannya lemah dan tidak ada motivasi dalam hidup.
Maka solusinya adalah melalui penguatan pendidikan aqidah sembari diberikan teladan-teladan kebaikan dari berbagai tokoh inspiratif, baik itu kisah-kisah para nabi dan para ulama.
Harapannya dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk menampilkan sikap dan perilaku akhlak (karakter) yang baik.
“Jika problem pendidikan adalah hilangnya akhlak, maka solusinya adalah penguatan akidah mereka. Karena akidah adalah fondasi yang kokoh bagi individu. Ibarat akar bagi sebuah pohon”. (*)
*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News