Karena hati adalah raja dan anggota badan adalah prajuritnya. Jika rajanya berlaku benar, maka prajuritnya akan berlaku benar.
Rasulullah saw. bersabda: “Ketahuilah bahwa di dalam badan terdapat segumpal darah. Jika ia baik maka semua anggota badan akan baik. Jika ia rusak, maka semua anggota badan akan rusak. Segumpal darah itu adalah hati.”
2. Istikamah lisan. Setelah hati, yang perlu diperhatikan dalam istikamah adalah lisan [ucapan]. Karena ucapan merupakan penerjemah bagi hati. Hal ini ditegaskan oleh hadis Nabi saw bahwasannya seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw:
“Ya Rasulallah, apa yang perlu saya takuti?” Mendengar pertanyaan ini Rasulullah saw lalu memegang mulutnya. (HR Tirmidzi, seraya berkata: “Hadits ini hasan sahih.”)
Dalam riwayat lain beliau bersabda: “Tidaklah benar iman seseorang hingga hatinya menjadi benar. Dan tidaklah benar hati seseorang hingga benar lisannya. (HR Imam Ahmad dan Anas ra.)
“Jika anak Adam memasuki harinya, pagi-pagi, maka semua anggota badan mengingatkan lisan dan berkata: ‘Bertakwalah kamu kepada Allah karena kami sangat bergantung kepadamu. Jika kamu istikamah, kami pun istikamah. Jika kamu berpaling kami pun berpaling.” (HR Tirmidzi dan Abu Sa’id Al Khudzri)
Lalu apa manfaat istiqamah ? Istiqamah adalah keteguhan dan kemenangan, kejantanan dan keberuntungan di medan pertempuran antara ketaatan dan hawa nafsu. Karena itu malaikat layak turun kepada orang-orang yang istiqamah, mengusir segala ketakutan dan keresahan mereka, memberi kabar gembira dengan surga dan menegaskan bahwa mereka [malaikat] senantiasa mendampingi mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami adalah Allah.’ Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka [dengan mengatakan], ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Fushshilat: 30)
Satu hal yang mengindikasikan bahwa istikamah sangat urgen ialah Rasulullah saw diperintahkan oleh Allah untuk tetap istikamah:
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (Huud: 112)
Ibnu ‘Abbas berkata: “Tidak ada satu ayat pun di dalam Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah yang lebih berat baginya dari ayat ini.”
Ketika itu para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.: “Mengapa engkau cepat beruban ya Rasulallah?” Beliau menjawab: “Itu karena ayat-ayat pada surat Huud.”