UM Surabaya

Juga tak mempan dibujuk rayuan sogok dan korupsi. Ia juga tak akan berani berkilah untuk berkelit dari kewajiban membayar zakat sebagai tanggung jawab sosial kepada fakir miskin dan tak akan doyan makan uang riba.

Muslim yang bertakwa, pada saat ia lalai oleh maksiat, maka dia tidak akan terlena terlalu lama dan cepat bertaubat kepada Allah seperti terungkap dalam firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat (menyadari) kesalahan-kesalahannya. (Al-A’raf: 201)

Allah berfirman yang maknanya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin…” (184)

Ayat ini menyatakan bahwa puasa Ramadan itu hanya dilakukan selama beberapa hari saja (sedikit) jika dibandingkan jumlah hari dalam satu tahun, 8,3 persen dari total jumlah hari setahun.

Selain itu pula, ayat ini memberikan ruang keringanan (rukhsah) bagi tiga golongan. Dua golongan yaitu orang yang sakit dan dalam perjalanan (musafir) dibolehkan berbuka puasa, dengan ketentuan harus mengganti puasanya itu di hari lain di luar Ramadhan (qadha’).

Golongan orang-orang yang berat menjalankannya karena sudah tua renta, penyakit menahun, termasuk para pekerja buruh berat yang bekerja sepanjang tahun, maka mereka diberikan keringanan tidak berpuasa dan menggantinya dengan membayar fidyah, yaitu memberi makan satu orang miskin pada setiap harinya.

Itu semua diwajibkan karena betapa pentingnya puasa Ramadan ini bagi setiap muslim. Namun meski begitu, Islam adalah agama realistis yang selalu memberikan jalan keluar bagi setiap persoalan yang menimpa setiap penganutnya.

Dengan adanya beberapa keringanan tersebut maka terbukti bahwa Islam adalah agama yang mudah dan solusi bagi semua persoalan umatnya. Setelah itu Allah Ta’ala berfirman:
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Ayat ini menjelaskan bahwa beberapa hari tertentu yang diwajibkan berpuasa itu adalah hari-hari bulan Ramadan. Sekaligus menyiratkan bahwa bulan yang khusus diwajibkan berpuasa itu adalah bulan turunnya Alquran.

Mengapa Allah khususkan bulan turunnya Alquran (Ramadan) dengan ibadah puasa yang sangat spesial?

Imam Muhammad Abduh dan Syeikh Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar menjelaskan bahwa dipilihnya waktu kewajiban berpuasa sebulan penuh di bulan turunnya Alquran (Ramadan) ini adalah dalam rangka Allah Ta’ala mengingatkan kepada kita atas nikmat-Nya berupa turunnya Alquran yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup seluruh umat.

Cara kita mensyukuri nikmat turunnya Alquran itu dari Allah ta’ala adalah dengan berpuasa sepanjang bulan tersebut pada saat Allah ta’ala menurunkan Alquran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini