UM Surabaya

Salah satu manifestasi rasa syukur kita atas nikmat-Nya itu adalah dengan memaksimalkan pengamalan petunjuk Alquran pada momentum turunnya ke dunia di bulan Ramadan.

Kita pun harus menjadikan puasa sarana meraih ketakwaan yang mewujud dalam akhlak dan amal kita dengan menjadikan Alquran sebagai satu-satunya petunjuk bagi kehidupan manusia. Jika tidak demikian, maka kita belum dapat memfungsikan nikmat-Nya itu dan belum dapat mensyukurinya dengan benar (lihat Al-Manar, vol.2/130)

Sedangkan menurut Syeikh Mahmud Syaltut, mantan Grand Syekh Al-Azhar Mesir, “Karena Alquran berfungsi secara kuat untuk menyucikan hati dan meningkatkan kualitas ruh, maka cara kita mensyukurinya harus dengan ibadah yang sepadan dengan nikmat itu dalam makna dan dampaknya, yaitu puasa yang juga berfungsi menyucikan hati dan meningkatkan kualitas ruh”. (lihat Al-Islam Aqidatan wa Syari’atan, hlm.111)

Oleh sebab itulah, ibadah puasa Ramadan harus diisi dengan segala aktivitas yang menambah kualitas bacaan, pemahaman dan pengamalan serta penghayatan kita terhadap kandungan Alquran.

Komitmen kita terhadap penegakan syariat Islam yang digali dari pandangan hidup Alquran dan juga sunah Rasul, harus terus dipelihara bahkan ditingkatkan selama Ramadan.

Karena Alquran adalah peta jalan (road map) kebangkitan umat Islam di dunia untuk meraih kejayaan (izzah), maka sudah seharusnya proses pembelajaran dan program pemberantasan buta aksara dan buta makna Alquran harus semakin digalakkan dan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.

Hanya dengan spirit seperti inilah, kita dapat memaknai Ramadhan dan puasa dengan benar demi tegaknya kejayaan Islam dan umat muslim dalam manifestasi kualitas khairu ummah (umat terbaik) yang dilahirkan oleh ajaran kitab suci untuk memimpin peradaban manusia menuju kebaikan dan keselamatan.

Rangkaian ayat tentang shaum ini ditutup dengan firman Allah, “hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Hal ini ditekankan agar kita senantiasa optimal menunaikan puasa dengan sempurna harinya.

Oleh sebab itulah, kita diperintahkan untuk mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yaitu hukum-hukum yang bermanfaat bagi perbaikan kualitas diri setiap hamba Allah, di antaranya kewajiban puasa dan kewajiban menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Dan karenanya kita wajib mensyukuri Allah atas nikmat petunjuk-Nya tersebut. Wallahu A’lam.

Makan roti jangan berlari;
Kalaulah jatuh kita yang rugi.
Bersihkan hati sucikan diri;
Sambut Ramadan sebentar lagi.
Marhaban Ya Ramadan. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini