UM Surabaya

Atas kesabaran hidup di penjara, dan kekuatan memegang amanah ini maka Nabi Yusuf dipercaya oleh seorang raja, dan menempatkannya sebagai penguasa Mesir. Hal ini diabadikan Alquran sebagaimana friman-Nya:

وَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَ رْضِ ۚ يَتَبَوَّاُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَآءُ ۗ نُصِيْبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَّشَآءُ ۚ وَلَا نُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Yusuf : 56)

Kedudukan yang kokoh bukanlah direncanakan dan diusahakan, tetapi karena buah dari sifat amanah. Sosok yang memegang teguh amanah membuat raja Mesir memilihnya sebagai orang berpengaruh di lingkungan kerajaan.

Nabi Yusuf menjalani hidup penuh kesabaran serta memegang teguh amanah. Sifat ini tidak muncul seketika tetapi melalui proses yang Panjang dengan diringi kesabaran.

Buah Keimanan

Kaum Nabi Yunus merupakan contoh masyarakat yang awalnya menolak kebenaran. Mereka menolak ajakan Nabi Yunus yang mengajaknya bertauhid. Buah atas penolakan itu, Allah menguji mereka dengan ancaman bencana.

Ketika datang peringatan berupa ancaman itu, mereka sadar dan berupaya memegang teguh amanah yang telah disampaikan Nabi Yunus. Mereka pun kembali untuk patuh kepada dalam bertauhid.

Kesabaran untuk berpegang teguh pada tauhid itu, menjadikan Allah menolong dan membebaskan mereka dari bencana.

Dengan kata lain, Allah turun tangan atas kesulitan hamba yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, dengan menolongnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini