*) Oleh: Prof. Agus Purwanto D.S,
Guru Besar Fisika Teori ITS dan Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jawa Timur
Pada 23-25 Februari 2024, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Musyawarah Nasional XXXII di Pekalongan, Jawa Tengah.
Salah satu keputusannya adalah Muhammadiyah menerima Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) dan mulai diterapkan 1 Muharram 1446.
Dengan kata lain, mulai 1 Muharram 1446 Muhammadiyah tidak lagi menggunakan Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH).
Dus, Munas XXXII Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan menjadi munas bersejarah, yakni peralihan dari WH ke KHGT
Kriteria awal bulan dari KHGT:
1. Konjungsi terjadi sblm jam 00 GMT
2. Tinggi hilal 5° dan elongasi 8° di mana pun di muka bumi
Jika terjadi kasus konjungsi mepet di jam 00 GMT awal hari tetap terjadi sepanjang konjungsi terjadi sebelum fajar di Selandia Baru.
Dengan ketetapan baru ini, selama Pemerintah masih berdasar kesepakatan regional MABIMS atau kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan oleh Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura, tetap akan terjadi perbedaan awal bulan antara Muhammadiyah dan Pemerintah.
Dan ketika berbeda KHGT Muhammadiyah akan lebih dahulu dari IR Pemerintah
jika dianggap WH masih ada dan KHGT, WH dan IR diterapkan maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi:
1. Ketiganya bareng atau sama
2. KHGT mendahului WH dan IR yang bareng
3. KHGT bareng WH mendahului IR
Saya hadir di Munas Tarjih Muhammadiyah ini sejak awal hingga akhir. (*)
Ahad, 3 Maret 2024.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News