Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12, M. Jusuf Kalla (JK) menyampaikan selamat milad ke 66 tahun untuk Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Senin (4/3/2024) di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka, No. 11, Jakarta Pusat.
Menurut JK, pandangan moderat memang selalu dibutuhkan oleh bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Bahkan juga dibutuhkan oleh umat beragama, sebab dalam agama juga terdapat perbedaan-perbedaan.
Tokoh asal Sulawesi Selatan ini juga sepakat dengan Muhammadiyah yang mengarusutamakan pendidikan. Sebab, rendahnya pendidikan dan sikap toleransi seringkali menjadi sekam kering yang mudah dibakar oleh kepentingan sepihak. Realitas itu juga yang menjadi pemicu saat kerusuhan di Poso.
“Pendidikan dan hubungan kita dapat merubah itu, dan dengan toleransi yang baik akan berguna bagi bangsa Indonesia,” kata JK.
Pada saat kerusuhan yang terjadi di Poso, ungkap JK, sebenarnya kerusuhan itu tidak dilatarbelakangi masalah agama. Tapi, selanjutnya agama ditarik-tarik dan dijadikan sebagai alasan untuk saling bertengkar. Kenyataan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk ini memerlukan pandangan moderasi seperti yang dimiliki oleh Haedar Nashir.
Moderasi dalam pandangan Haedar Nashir adalah tidak lembek, dan bukan tanpa kejelasan. Melainkan suatu sikap eklektik, tidak ekstrim kiri atau kanan. Selain itu, moderasi yang dalam istilah Agama Islam disebut dengan wasathiyah juga mengandung nilai sebagai keunggulan dibandingkan dengan yang lain.
Menyinggung latar belakang keluarga yang bapaknya NU, dan ibunya ‘Aisyiyah, JK memang sejak kecil hidup di tengah perbedaan. Namun, selama JK berinteraksi dengan kedua orangtuanya Ia menemukan beberapa kata kunci, seperti rasa saling menyayangi, menjaga perasaan, dan toleransi. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News