Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi kobarkan semangat gerakan perubahan Muhammadiyah saat menghadiri Baitul Arqam Guru dan Karyawan Sekolah Madrasah Muhammadiyah Situbondo, Sabtu (2/3/2024).
Acara bertajuk “Mmenguatkan Ideologi Muhammadiyah Menuju Sekolah Berkemajuan” ini diselenggarakan atas kerjasama Majelis Dikdasmen dan PNF dan Majelis Pendidikan Kader dan SBI Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Situbondo.
Hidayatulloh menjelaskan, Muhammadiyah adalah persyarikatan yang memiliki empat dimensi pergerakan, gerakan Islam, gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, gerakan tajdid dan gerakan pencerahan.
Setidaknya ada dua syarat utama Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai persyarikatan atau organisasi.
“Yang pertama adalah tersistem, ketika bicara Muhammadiyah adalah sebuah sistem yang sangat besar maka kita menjadi sub sistem,” katanya
Ditinjau dari hierarki ada tingkat daerah, cabang dan ranting. Di masing-masing itu masih ada subsistem lagi hingga ke majelis dan organisasi otonom. Bahkan setiap individu yang menjadi bagian dari Muhammadiyah juga sebagai subsistem itu sendiri.
Masing-masing majelis lembaga mendapat perintah dari pimpinan pusat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
“Jika kami adalah Muhammadiyah maka kita ini harus mau diatur oleh Muhammadiyah. Karena kita ini subsistem kalau kita tidak mau ikut aturan Muhammadiyah berarti tidak cocok Muhammadiyah itu sebagai rumah kita,” tandasnya
Hal ini juga wajib dimiliki oleh setiap individu sepertu guru, karyawan atau organisasi yang di dalam naungan Muhammadiyah.
“Nah, kalau ada orang Muhammadiyah kok tidak teratur iku gak tapek Muhammadiyah. Kok ada guru Muhammadiyah tapi tidak teratur itu nggak tapek guru Muhammadiyah, tidak sepenuhnya,” tegas Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim ini.
Selanjutnya, imbuh Hidayatulloh, Muhammadiyah dasarnya adalah sebuah pergerakan.