Cerita Ain Nurwindasari Menjuarai Lomba Dakwah Virtual Muballighat
Ain Nurwindasari (kiri) bersama penulis di Aula Mas Mansur Kantor PWM Jatim. foto (afifin nidlom/majelistabligh.id).
UM Surabaya

Tak banyak sosok muballighat di Muhammadiyah. Satu di antaranya adalah Ain Nurwindasari.

Perempuan kelahiran Gresik 22 September 1991 itu, dikenal sebagai penceramah perempuan yang kerap datang ke daerah.

Apalagi saat bulan Ramadan, dia sering diundang untuk mengisi kegiatan siraman rohani.

Ain punya pengalaman mengesankan selama menjadi mubalighat. Yakni, ketika dia menjuarai Lomba Dakwah Virtual Muballighat Tahun 2022. Lomba tersebut diselenggarakan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur.

“Sungguh, saya gak nyangka bisa juara,” ujarnya saat ditemui di sela Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Media Afiliasi Muhammadiyah Jatim yang digelar di Aula Mas Mansur Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ahad (3/3/2024).

“Bukan karena pemberitahuannya yang mendadak, tapi kebiasaan burukku yang gak suka prepare (persiapan) jauh-jauh hari,” imbuh Ain, lalu tersenyum simpul.

Dia mengaku punya kebiasaan kurang prepare tersebut sejak lama. Termasuk saat dirinya ikut lomba-lomba. Namun demikian, Ain bisa berpikir cepat sehingga sering bisa melalukan improvisasi dalam keadaan mendesak.

Ain, lalu menceritakan perjuangan saat babak awal lomba itu. Di mana dia harus bekerja keras untuk perekaman video. Tidak bisa langsung jadi. Berulang kali perekaman video gagal.

“Ada saja kendalanya, mulai lokasi masjid sedang dibersihkan, lupa pasang nomor peserta, dan pengunjung masjid yang tiba-tiba nyelonong masuk saat perekaman,” tutur Ain.

Ain tak berputus asa. Dia mencoba lagi sampai menemukan format dan model yang pas. Hingga video tersenyum benar-benar siap dikirim untuk mengikuti lomba.

Setelah melewati proses seleksi yang ketat, Ain bersyukur namanya masuk dalam deretan peserta yang ikut final.

“Tapi entah kenapa pas masuk final aku santuy banget. Kayak mestakung (semesta mendukung). Pas lihat performance orang-orang, aku jadi mengantuk. Tandanya gak pecah-pecah banget, lah. Aku kudu bisa lebih pecah dari mereka,” batin Ain, kala itu.

Ain ingat, pengumuman lolos ke babak final dia terima pada Jumat, 12 Agustus 2022 malam hari.

Agar tampil maksimal saat final, dia memutuskan ikut Zoom dari rumah. Dia meminta bantuan sang suami mengondisikan anak-anaknya di luar rumah sampai zuhur.

Ain mengaku, pengetahuan dan wawasannya terasah saat dia ikut Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta.

Pun dengan pengalaman menjadi muballighat hijrah, di mana setiap Ramadan para mahasiswanya harus siap diterjunkan ke lokasi-lokasi dakwah yang terpencil.

Tak jarang, selama menjadi muballighat hijrah, Ain ditunjuk secara mendadak untuk tampil memberikan ceramah.

“Mungkin, karena modal ini saya dapat meraih juara,” tutup Ain. (afifun nidlom)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini