Puluhan guru dan kepala sekolah SMA/SMK Muhammadiyah dari berbagai penjuru Indonesia menyelenggarakan sarasehan nasional dengan tema “Peluang dan Tantangan Pengembangan SMK/SMA Muhammadiyah Tahun 2024” pada Rabu (6/3/2024) di Auditorium KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Bandung. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian OlympicAD VII 2024 yang digelar di Bandung.
Sarasehan ini diadakan dengan tujuan untuk mempertahankan semangat mewujudkan guru Muhammadiyah yang profesional dengan terus memperbarui dan meningkatkan kemampuan serta pemikiran mereka.
Menurut Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Pusat Sutomo, menjadi guru profesional adalah suatu proses yang tidak boleh berhenti. Ia menambahkan, kegiatan ini akan memberikan bekal bagi para guru dan kepala sekolah agar dapat meng-update dan meng- upgrade kemampuan mereka, kemudian dapat menerapkannya di wilayah masing-masing. Hal ini juga diharapkan dapat menciptakan suasana saling belajar dan modifikasi dalam proses pendidikan, terutama dalam konteks sekolah yang unggul dan berkembang.
“Visi unggul dan berkembang bagi saya lebih spesifik terkait dengan bagaimana kami ingin mewujudkan profesionalisme guru Muhammadiyah. Sebagai guru, harus memiliki keunggulan dan karakter yang kuat, terutama di era digitalisasi ini. Kami mendorong para guru untuk siap menghadapi perubahan tersebut,” papar Sutomo.
Tidak hanya fokus pada peningkatan dan pembaruan kemampuan, FGM juga memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan guru. Dalam upaya ini, FGM bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terkait kesejahteraan guru melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Direktur PPG Kemendikbud Ristek memberikan pencerahan langsung dalam forum ini, menyampaikan informasi yang valid kepada para guru Muhammadiyah. FGM percaya bahwa kesejahteraan guru memiliki dampak langsung terhadap pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Oleh karena itu, mereka mendorong agar setiap sekolah Muhammadiyah menjadi luar biasa dan memberikan kontribusi positif dalam mencerdaskan masyarakat.
“Saya dorong teman-teman, jangan hanya menjadi sekolah biasa. Wujudkan sekolah itu menjadi luar biasa, dan di situlah peran kita untuk membantu masyarakat Indonesia menjadi cerdas, memberikan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat,” ujar Sutomo.
Dalam forum sarasehan ini, peserta menyampaikan banyak solusi terkait berbagai masalah pendidikan Muhammadiyah. Sutomo menegaskan bahwa solusi-solusi ini akan dijadikan acuan untuk tindak lanjut setelah forum. Rencananya, akan ada konsolidasi dan pertemuan rutin baik secara daring maupun luring.
“Konsolidasi dan pertemuan sudah kami agendakan. Akan ada tindak lanjut terkait kegiatan ini melalui jaringan Ruang Inspirasimu setiap dua minggu sekali. Di sana, kita akan mengkaji dan saling berbagi tentang berbagai masalah pendidikan Muhammadiyah dari Sabang sampai Merauke, termasuk permasalahan teknis yang dihadapi oleh para guru,” papar Sutomo.
FGM berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkreasi, memotivasi para guru Muhammadiyah dengan semangat unggul dan berkembang.
“Tidak ada kata berhenti untuk berubah. Mindset pertumbuhan inilah yang harus ditanamkan pada setiap guru Muhammadiyah di Indonesia,” tegas Sutomo.
Peluncuran KTA
Dalam rangkaian acara OlympicAd, FGM Pusat juga menggelar acara peluncuran Kartu Tanda Anggota (KTA). Peluncuran KTA FGM tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Irwan Akib, yang didampingi oleh Ketua dan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Didik Suhardi dan Muh Khoirul Huda, serta dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris FGM Sutomo dan Agus Suroyo.
Dalam penjelasannya, Ketua FGM Pusat Sutomo menyampaikan bahwa peluncuran KTA ini merupakan bukti nyata keseriusan FGM dalam meningkatkan profesionalisme guru-guru Muhammadiyah.
Ia menekankan, dengan adanya KTA FGM, diharapkan seluruh guru Muhammadiyah akan bergabung dalam organisasi profesi FGM, menunjukkan kesatuan dan komitmen dalam pengembangan kualitas pendidikan di kalangan guru-guru Muhammadiyah.
Sutomo juga mengimbau agar seluruh guru Muhammadiyah tidak bergabung dengan organisasi profesi lainnya, sehingga tercipta solidaritas dan kohesi di dalam FGM. Peluncuran KTA FGM diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat jalinan kerjasama dan sinergi antar-guru Muhammadiyah, serta mendorong peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa depan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News