Ramadan bukan hanya momentum peningkatan spiritual, tetapi juga sebagai bulan islah (perbaikan), serta transformasi diri untuk turut berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah sosial.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti dalam Tarhib Ramadhan Ceria dengan tema “Bermuhammadiyah dengan Kepedulian Sosial” di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (8/3/2024).
“Bulan puasa itu bulan pendidikan bagi kita semua. Banyak nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya dan saudara harus sadar akan hal ini,” ujarnya.
Mu’ti kemudian mengutip teori dari Charles Duhigg dalam buku The Power of Habit tentang cara membangun dan menciptakan kebiasaan baru yang positif.
Setidaknya ada tiga poin penting yang harus dilakukan, yaitu memiliki niat, rutin dalam menjalankan, dan yang terakhir adalah pemberian reward (hadiah). Lantas, ia juga memberikan analogi teori tersebut dengan nilai-nilai keislaman dalam bulan Ramadan.
“Pertama yakni niat yang sudah pasti menjadi landasan awal kita dalam melakukan perubahan dalam diri, innamal a’malu binniyat. Lalu rutin, selama bulan Ramadhan kita diajarkan untuk berpuasa, lalu ada juga tarawih, kemudian ada i’tikaf dan amalam-amalan sunnah yang lain,” terang Mu’ti.
“Dan yang terakhir reward yang ini puncaknya, bisa diartikan kalau secara umum hadiahnya itu saat Idulfitri. Namun kalau dari sisi personal, yaitu perbaikan diri secara individu menjadi lebih baik,” timpal dia.
Kata Mu’ti, suatu perubahan yang dilakukan itu tidak perlu langsung secara ekstrim. Namun bisa dilakukan dan dimulai dari hal yang mudah dan sederhana tapi dilakukan secara rutin.
Apalagi mengingat bahwa kebiasaan yang ingin dibangun merupakan hal baru dan butuh proses.
Cara itu juga bisa digunakan dan diterapkan di segala lini kehidupan demi membangun kebiasaan dan pribadi yang lebih bagus.
Terakhir, ia berpesan kepada seluruh audiens yang hadir untuk tetap mempertahankan kebiasaan-kebiasaan baik serta meninggalkan kebiasaan buruk.
“Kebiasaan itu harus dibangun. Kebiasaan yang baik dipertahankan dan ditingkatkan, sementara yang kurang baik ditingkatkan. Hal itu kita lakukan secara terus menerus hingga akhir hidup,” tutupnya.
Sementara itu, Rektor UMM Prof Nazaruddin Malik mengatakan, UMM siap memeriahkan atmosfer bulan suci.
Salah satu bukti nyata yakni dengan adanya acara Tarhib Ramadhan Ceria sebagai hidangan pembuka memasuki bulan suci Ramadan.
Setiap bulan Ramadan, terang Nazar, UMM selalu mengadakan kegiatan islami untuk mengisi dan memeriahkan bulan tersebut. Ada kajian rutin bagi mahasiswa, dosen, maupun karyawan.
“Bahkan ada banyak agenda unik yang sudah digelar. Semoga seluruh sivitas akademika Kampus Putih mendapatkan berkah dari acara ini, lebih luas yakni dari bulan Ramadan ini,” tandasnya. (diko/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News