Karena posisi Allah sangat dekat dengan hamba-Nya maka Allah akan mengabulkan setiap permohonan (doa)nya. Begitu dekatnya hubungan Allah dengan hamba-Nya, maka permohonan do aitu dilakukan dengan berbisik, tanpa harus berteriak.
Hal ini dijelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf : 16)
Meminta pertolongan kepada Allah bisa dilakukan melalui amal kebaikan yang pernah dilakukan secara ikhlas kepada Allah. Kisah tiga orang yang terhalangi batu besar, sehingga tidak bisa keluar.
Orang pertama berdoa kepada Allah agar batunya bergeser dengan menunjukkan bahwa dirinya pernah berbuat baik kepada orang tuanya dengan mengirim susu setiap hari.
Suatu saat dirinya mengirim susunya, sementara orang tuanya sudah tertidur. Maka dia pun menunggu ibunya hingga terbangun, hingga susunya benar-benar tersampaikan dan diminum ibunya.
Dengan perantaraan amalan ini, dia pun berdoa kepada Allah untuk menggeser batu itu. Maka Allah pun menggesernya sedikit.
Orang kedua adalah seorang laki-laki berharta yang memiliki hasrat kepada seorang perempuan yang cantik. Ketika mendekati perempuan itu, dan menyatakan hasrat dan keinginannya, maka perempuan itu menolaknya.
Pada suatu saat, perempuan itu memiliki hutang dan tak mampu membayarnya. Maka dia pun mendatangi laki-laki yang pernah ditolaknya. Laki-laki itu mau membantu membebaskan utang dengan memberikan uang kepada perempuan itu.
Namun pelunasan utang itu dengan syarat dengan memenuhi hasrat birahinya. Setelah keduanya bersepakat untuk berzina. Ketika hampir terjadi hubungan suami istri, perempuan itu berseru: “Bertakwalah kepada Allah.”
Ketika mendengar itu maka laki-laki itu langsung takut kepada Allah dan menggagalkan perzinaan itu. Bahkan uang yang dijanjikannya diberikan secara ikhlas.
Laki-laki ini berdoa kepada Allah dan memohon agar batu itu bisa bergeser agar dirinya bisa keluar. Maka Allah pun menggeser batu itu, namun ketiganya masih belum bisa keluar. Laki-laki ketika pernah bekerja dan sebagai majikan.
Ketika menyampaikan gaji para pegawainya tersisa satu amplop. Karana sampai beberapa waktu yang lama pemilik amplop itu tak mengambilnya.
Laki-laki ini membelikan hewan ternak, hingga beranak-pinak dengan jumlah yang sangat banyak hingga memenuhi lembah. Suatu hari sang pemilik amplop itu datang dan ingin mengambil gajinya.
Maka laki-laki (majikan) ini menunjukkan bahwa gajinya sudah dibelikan beberapa ekor hewan ternak hingga berkembang satu lembah. Semua Binatang itu pun diserahkan menjadi milik sang empunya amplop tadi.
Sang majikan ini pun berdoa kepada Allah atas amalan yang Ikhlas tadi sambil berdoa agar batu itu bergeser. Allah pun menggeser batu itu, sehingga tia laki-laki itu bisa keluar.
Itulah pentingnya amal yang dilakukan secara ikhlas. Amal yang ikhlas karena Allah merupakan perantara (wasilah) dan bisa mendatangkan manfaat bagi dirinya.
Amalan itu itu bisa menjadi modal untuk mendekatkan dirinya kepada Allah, dan bisa mendatangkan manfaat ketika dirinya dalam keadaan membutuhkan pertolongan Allah. (*)
Surabaya, 8 Maret 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News