“Ini salah satu contoh Desa wisata yang bagus. Daerah yang semula tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan para warga disini dulu disebut sebagai perusak lingkungan yang mengebom biota laut dengan arogan. Sekarang justru mereka menjadi kekuatan positif untuk memulihkan keadaan, bahkan sekarang tumbuh menjadi pusat ekonomi kerakyatan.”
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat meninjau kawasan Bangsring Underwater di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (7/3/2024).
Desa Wisata Bangsring merupakan Desa pesisir yang dulunya dikenal sebagai Desa tertinggal dan kumuh. Penduduknya yang didominasi nelayan mulanya melakukan aktivitas penangkapan ikan ilegal yaitu dengan menggunakan bom potasium yang merusak ekosistem laut.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Bangsring Ikhwan Arief menerangkan, sejak tahun 2008, Desa Bangsring mulai melakukan perubahan. Penduduknya yang dulu merupakan “penjahat laut” mulai digerakkan dan disadarkan untuk melaut dengan menjaga ekosistem.
Dimulai dengan dibentuknya Pokdarwis Bangsring yang kemudian menyadarkan masyarakat nelayan untuk lebih menjaga alam. Alhasil penduduk yang dulunya merusak laut berubah menjadi orang-orang yang menjaga lingkungan laut dengan baik.
Pada tahun 2014, Desa Bangsring telah ditetapkan menjadi Desa wisata yang telah diakui oleh Kementerian Parekraf dengan keunggulan edukasi dan konservasi terumbu karang yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat.
Mereka mengandalkan kecantikan wisata bawah lautnya, “Bangsring Underwater” di mana wisatawan dapat mengamati biota laut yang indah nan menawan. Sehingga menjadikan Desa Bangsring spot favorit wisatawan nasional dan mancanegara di Kabupaten Banyuwangi.
Menko PMK menyebut, Desa Wisata Bangsring merupakan contoh Desa yang bergerak dari Desa miskin menjadi Desa yang sejahtera. Menurutnya, upaya yang dilakukan oleh Desa Bangsring telah berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Banyuwangi yang perlu dicontoh oleh daerah-daerah lainnya.
“Jadi ini contoh Desa wisata yang inovatif dan eksklusif. Artinya selama ini Desa wisata identik dengan pedesaan. Dan ini contoh Desa wisata berbasis pesisir. Sangat bagus,” ungkap Menko PMK.
Saat berdialog dengan warga Desa, Menko PMK juga mendengar permasalahan yang terjadi di Desa Bangsring. Salah seorang pengelola Desa Wisata Bangsring Sukri menyampaikan bahwa permasalahan yang dihadapi Desa wisata adalah masalah sampah laut yang sangat banyak.
Sukri menyampaikan, Desa Wisata Bangsring sudah melakukan upaya untuk mengantisipasi menumpuknya sampah laut dengan membuat Bank Sampah kolaborasi dengan BUMDes Bina Sejahtera Bangsring. Sampah yang dikumpulkan untuk menambah penghasilan warga dan hasilnya diolah menjadi bahan bakar alternatif pengganti.
Namun, disampaikan Sukri, yang menjadi masalah adalah masih terbatasnya kapasitas dari pengelolaan sampah untuk mengonversikan sampah menjadi bahan bakar.
Menko PMK menyampaikan sampah yang ada di pesisir Desa Bangsring menjadi positif karena bisa dikelola dengan baik yang menjadi pengganti bahan bakar alternatif. Dia mengatakan inovasi yang dilakukan sudah sangat tepat, bagus dan perlu dikembangkan kapasitas dan pengelolaannya lebih baik lagi.
“Justru sampah menjadi positif. Pengolahan sampah plastiknya yang bisa dikonversi menjadi BBM tinggal memperbesar volumenya. Saya akan komunikasikan dengan BRIN untuk memberikan bantuan teknologi. Mudah-mudahan pengelolaan sampah di sini bisa menjadi praktik baik dan dapat diduplikasi dalam pengelolaan sampah di tempat pesisir lain guna terwujudnya percepatan pemerataan pembangunan wilayah,” ujar Menko PMK.
Menko PMK juga berdiskusi dengan warga nelayan yang melakukan pengelolaan koral. Mereka menyampaikan butuh perhatian dalam hal pengelolaan tangkapan khususnya bantuan jaring kemudian bahan bakar minyak untuk nelayan. Menko PMK akan mengkoordinasikan catatan diskusi tersebut ke pihak terkait agar segera ditindaklanjuti.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga mengecek ATM Bank Sampah dari CSR Bank BSI yang bisa digunakan menjadi tambahan penghasilan warga. Kemudian dia juga mengecek pengelolaan sampah plastik menjadi BBM alternatif menggunakan mesin buatan warga. Kemudian sampah-sampah serabut dan batok kelapa dipilah dan diolah menjadi briket dan kerajinan tangan.
Kemudian, Menko PMK juga menyebrangi pantai Desa Bangsring menuju Rumah Apung Bunder di tengah laut. Di rumah apung tersebut menjadi kawasan konservasi untuk biota laut yang indah, ikan-ikan hias nan menawan, menjadi tempat pembibitan terumbu karang muda, dan wisata bawah laut dan olahraga air.
Di Desa Bangsring juga mengonservasi dan merawat terumbu karang hingga tumbuh besar dan menjadi rumah banyak ikan-ikan hias.
Turut hadir mendampingi Menko PMK, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, Ketua Penggerak Pokdarwis Desa Bangsring Ikhwan Arief, Plh. Kepala Balai Pelatihan Penyuluhan Perikanan KKP, Perwakilan Kadis LHK Banyuwangi, Perwakilan Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa Banyuwangi, Kadis Kelautan dan Perikanan Banyuwangi, Jajaran Forkopimda Kabupaten Banyuwangi, serta jajaran pejabat pimpinan tinggi Madya dan Pratama Kemenko PMK.(*/ano/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News