Perbuatan buruk berakar dari penolakan terhadap hari kebangkitan. Bahkan mereka mengingkari hari pertemuan dengan Allah.
Penolakan hari kebangkitan dan pengingkaran terhadap pertemuan dengan Allah itulah yang menjadi sumber kejahatan. Hal ini ditegaskan Alquran sebagaimana firman-Nya:
اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ وَمَا بَيْنَهُمَاۤ اِلَّا بِا لْحَقِّ وَاَ جَلٍ مُّسَمًّى ۗ وَ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّا سِ بِلِقَآئِ رَبِّهِمْ لَـكٰفِرُوْنَ
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya banyak di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.” (QS. Ar-Rum : 8)
Pengingkaran terhadap hari pertemuan dengan Allah itulah yang membuat mereka serius, fokus, dan sukses menikmati fasilitas duniawi.
Keseriusan mereka mengejar kesuksesan duniawi, maka hidupnya difokuskan untuk bekerja hingga melebihi waktu dan di luar batas kewajaran. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
اَوَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَ رْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ كَا نُوْۤا اَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَّاَثَا رُوا الْاَ رْضَ وَعَمَرُوْهَاۤ اَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوْهَا وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِا لْبَيِّنٰتِ ۗ فَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰـكِنْ كَا نُوْۤا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
“Dan tidakkah mereka bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya melebihi apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas. Maka Allah sama sekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Rum: 9)
Alquran menyugesti dan memerintahkan orang beriman untuk melihat perilaku orang-orang yang melampaui batas hingga melakukan pelanggaran dan kerusakan.
Alqur’an menggambarkan sifat dan watak buruknya. Mereka memiliki fisik yang kuat, kepintaran yang memadai, sehingga hidupnya mapan dan sukses.
Oleh karena kesuksesan hidup dan pengingkaran hari pertemuan dengan Allah, maka mereka berbuat zalim.
Kaya tapi pelit dan tidak peduli dengan lingkungan masyarakatnya yang sudah. Bahkan mereka tak berbuat adil dan membiarkan ketidakadilan di hadapannya.
Bahkan hidupnya dipenuhi dengan berbagaigg kemaksiatan, seperti berjudi, minuman keras, berzina. Hal ini karena harta kekayaannya banyak sehingga bebas berbuat apa saja.
وَهُوَ الَّذِيْ يَـبْدَؤُا الْخَـلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَهُوَ اَهْوَنُ عَلَيْهِ ۗ وَلَهُ الْمَثَلُ الْاَ عْلٰى فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Ar-Rum : 27)