Besok, 11 Maret 2024, kita akan memulai menjalankan ibadah puasa Ramadan. Momentum ini sangatlah penting karena puasa Ramadan merupakan penataran yang panitia dan biayanya langsung dari Allah SWT.
“Puasa Ramadan juga termasuk kategori ibadah spesial yang Allah langsung membalas pahala sesuai dengan tingkatan kesungguhan hamba-Nya,” ujar Drs. Moch. Nawawi, MSi, ketua Divisi Penelitian, Pengembangan, dan Kerjasama Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dalam Kajian Jelang Ramadan Ranting Muhammadiyah Sambungrejo, Kecamatan Sukodono Sidoarjo, Sabtu (9/3/2024).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Al-Kautsar tersebut, Kiai Nawawi (begitu dia karib disapa) mengingatkan jika awal Ramadan membawa bekal takwa. Kata dia, sebaik-baik bekal adalah bekal takwa sesuai dengan tujuan akhir puasa.
Selanjutnya Kiai Nawawi berpesan tiga hal kepada para jamaah dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan:
Pertama, meluruskan niat. Menurut Kiai Nawawi, niat merupakan penentu dari diterimanya sebuah amalan termasuk puasa.
“Niat tidak hanya sebatas di lisan, melainkan lebih penting dari itu, yaitu niat dalam hati dan melaksanakannya dalam sebuah amalan,” tegas pria yang pernah menduduki posisi penting di Kemenag Jatim itu.
Kedua, merawat puasa. Bekal puasa yang kedua ini diistilahkan Kiai Nawawi dengan ngramut (merawat) puasa.
Kata dia, jika membaca surat Al-Baqarah 183 tentang puasa, jangan lupa digaris bawahi tujuan puasa yang terdapat di akhir ayat tersebut, yaitu berpuasa supaya bertakwa.
Ketiga, saatnya panen ibadah. Sebagai motivasi ibadah sesuai dengan sabda Rasulullah bahwa dalam bulan Ramadan, siapa saja yang melakukan ibadah sunah maka pahalanya seperti wajib.
“Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melipatgandakan pahala di bulan Ramadan,” pungkas Kiai Nawawi. (chulil barory)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
