Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar workshop bertajuk “Kemitraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiah untuk Perlindungan Pekerja Migran Indonesia,” di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jumat (8/3/2024).
Kegiatan Workshop ini diikuti Pimpinan dan Anggota MPM PP Muhammadiyah, sekaligus juga bersama beberapa perwakilan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiah (PTMA) secara daring.
Diskusi dipantik Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M Nurul Yamin. Dia menyampaikan, MPM sebagai salah satu trisula Muhammadiyah berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan kepada kelompok Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui spirit al-Ma’un.
“Kita harus bisa membangun tatanan pemberdayaan bagi pekerja migran Indonesia,” ucap Yamin.
Model Pemberdayaan PMI, terang Yamin, ada dua target yang akan diberdayakan, yakni; pekerja migran Indonesia dan keluarga dari mereka.
Selanjutnya akan ada tiga fase pendampingan, fase pertama saat menjadi calon PMI, berikutnya waktu menjadi PMI dan terakhir saat purna PMI.
Selain dari memberikan pelatihan dan pembinaan bagi PMI, kata Yamin, pihaknya juga harus memberikan serta memenuhi hak dari anak dan keluarga PMI itu sendiri.
“Kemudian pasca purna, kita juga harus memperhatikan kondisi kesehatan dari PMI, tak jarang dari mereka yang sakit secara fisik dan juga psikis sepulang dari bekerja akibat tekanan yang didapat,” beber Yamin.
Setelah sambutan dan materi, diskusi dilanjut dengan mendengar pandangan dan program dari masing-masing PTMA yang hadir dalam workshop tersebut.
Salah satunya Darmawan perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang menjabarkan program KKN di luar negeri dari kampusnya yang bisa dikembangkan dan dikolaborasikan dengan program pemberdayaan kepada PMI ini. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News