*) Oleh: Fahmi Salim,
Direktur Baitul Maqdis Institute
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاِنْ كَادُوْا لَيَسْتَفِزُّوْنَكَ مِنَ الْاَرْضِ لِيُخْرِجُوْكَ مِنْهَا وَاِذًا لَّا يَلْبَثُوْنَ خِلٰفَكَ اِلَّا قَلِيْلًا
“Sesungguhnya mereka hampir membuatmu (Nabi Muhammad) gelisah di negeri (Makkah) untuk mengusirmu dari negeri itu. Kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal (bertahan), kecuali sebentar saja.” (QS. Al-Isra’ · Ayat 76)
Latar Belakang Ayat
Ayat ini mengungkapkan bagaimana berbagai tekanan yang dihadapi Rasulullah dan kaum Muslimin hampir berhasil membuat beliau tidak tahan lagi berdiam di Mekah, apalagi setelah orang-orang kafir Quraisy membuat rencana untuk membunuhnya. Peristiwa itulah yang melatarbelakangi ter-jadinya peristiwa Hijrah ke Medinah.
Allah menyampaikan ancaman-Nya melalui Rasulullah kepada kaum kafir Quraisy bahwa jika Nabi dan kaum Muslimin terusir dari Mekah, maka itu tidak akan dibiarkan oleh Allah.
Dalam waktu singkat mereka akan dibinasakan Allah dan selanjutnya negeri Mekah akan dikuasai kembali oleh kaum Mukminin.
Janji Allah itu terbukti dengan terbunuhnya para pemimpin Quraisy dalam perang Badar yang terjadi pada tahun kedua sesudah Nabi hijrah ke Medinah, dan ditaklukkannya kota Mekah pada tahun ke-8 Hijrah.
Ramadan Tahun Ini di Gaza
Saat ini 1 hari menjelang Ramadan, saudara kita umat Islam di Gaza dan Tepi Barat Palestina masih bertahan di garis depan melawan agresi zionazi Israhell setelah 154 hari perang Badai Al-Aqso.
Saat Pertempuran Thufanul Aqsa memasuki bulan ke-6, juru bicara militer Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaida, merilis rekaman video yang memuat tiga pesan dasar.
Poin utamanya adalah seruan untuk memobilisasi jamaah ke Masjid Al-Aqsa – sebagaimana tema perang (Thufanul Aqsa) – dan pengumuman mobilisasi untuk menghadapi penjajah di setiap medan perang, konfrontasi, dan demonstrasi, dan dia berkata: “Biarkan bulan Ramadan menjadi seperti yang selalu terjadi, perpanjangan dari Badar dan Penaklukan Besar, dan peningkatan perang Thufanul Aqsa (banjir Al-Aqsa) di semua lini.”
Delapan (8) pembantaian yang dilakukan oleh penjajah Israel dalam 24 jam terakhir di hari ke 154, memakan korban 78 orang syahid dan 104 orang luka-luka, termasuk pembantaian yang menyasar keluarga Abu Salamiya yang menewaskan sejumlah anggotanya. Jumlah korban genosida meningkat menjadi 30.878 syuhada dan 72.402 orang terluka.