Ditempat terpisah, Mudir Pesantren Kauman, Dr. Derliana menyampaikan bahwa saat ini lembaga pendidikan yang ia pimpin akan terus memberikan wadah bagi santri untuk terus mengembangkan potensi. Ia menyebutkan bahwa program-program pesantren haruslah menyesuaikan perubahan zaman agar pesantren tidak dianggap sebagai lembaga pendidikan yang kuno.
“Itulah yang membuat pesantren kita berbeda. Di sini kami berupaya selalu mengembangkan potensi santri kita. Mereka tinggal memilih potensi apa yang mereka punyai, lalu kita memberikan fasilitas untuk itu semuanya, selama tidak melanggar aturan agama dan persyarikatan,” jelasnya.
Derliana juga menyebutkan selain program-program keagamaan yang menjadi ikon sebuah pesantren, pihaknya juga terus mengembangkan kemampuan serta keahlian di bidang teknologi yang saat ini sangat gandrung generasi muda mempelajarinya.
“Sebuah siklus yang tidak bisa kita abaikan adalah perubahan zaman dari masa ke masa. Pesantren senantiasa mengupayakan pengembangan bakat minat santri. Kita fasilitasi dengan keadaan sekarang. Tentu saja semua tetap berpatokan pada ajaran Islam,” jelasnya.
Film yang mengambil tema kehidupan remaja ini mengisahkan tentang seorang gadis yang bernama Naya yang sikapnya mengalami perubahan dari gadis yang baik hati menjadi gadis yang nakal.
Menurut trailler-nya hal ini terjadi karena orang tuanya yang tidak ada waktu dalam proses perubahan sang gadis.
Dalam satu cuplikan jelas tergambar bahwa film yang di sutradarai oleh Alya Nabila ini memberikan pelajaran bagi orang tua zaman sekarang yang lebih mementingkan karier dalam pekerjaannya dibandingkan keberadaannya bersama keluarganya terkhusus anaknya. (*/tim)