Wahbah az-Zuhaili dalam karyanya Tafsir Al-Munir “Aqidah, Syari’ah, dan Manhaj” jilid ke 15 halaman 368 memberikan penjelasan lebih rinci hukuman bagi orang yang zalim, menentang dan melampaui batas dalam kekufuran dan kemaksiatan serta lebih mendahulukan kehidupan dunia dari pada agama dan akhirat, tidak mempersiapkan dan beramal untuk akhirat, Neraka adalah tempat tinggalnya.
Karena cinta dunia adalah pangkal dari setiap kesalahan. Sebagaiman firman Allah dalam surat an-Naazi’aat ayat 37-39:
فاما من طغي / واثر الحيوة الدنيا / فان الجحيم هي الماًوي
“Maka Adapun orang-orang yang melampui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka sungguh nerakalah tempat tinggalnya”.
Mufradaat Lughawiyyah: طغي takabur dan melampui batas hingga kafir. واثر mendahulukan dan melebihkan. الحيوة الدنيا dengan menuruti syahwat serta tidak mempersiapkan kesenangan akhirat dengan beribadah dan memperbaiki diri. الجحيم neraka Jahannam yang dapat membakar. الماًوي mempunyai arti ماًواه (Tempatnya), huruf lam dalam kata الماًوي berkedudukan sebagai idhafah untuk memberitahu bahwa pemilik tempat tersebut adalah orang yang sangat melampaui batas.
Adapun seorang hamba yang takut berdiri di hadapan Tuhannya, takut akan hukum Allah pada hari kiamat, mengetahui keagungan dan kemuliaan Allah, mencegah dirinya dari hawa nafsu, menahan diri dari kemaksiatan dan keharaman yang diinginkan, serta mengembalikannya untuk beribadah kepada Allah, tempatnya hanyalah surga. Sebagaiman firman Allah dalam surat an-Naazi’aat ayat 40-41:
واما من خاف مقام ربه ونهي النفس عن الهوي / فان الجنة هي الماًوي
Mufradaat Lughawiyyah: مقام ربه kedudukan disisi Tuhannya karena dia mengetahui dunia dan akhirat atau memahami kemuliaan dan keagungan-Nya. ونهي النفس عن الهوي mencegah diri dari hawa nafsu yang menyebabkan diri mengikuti syahwat. فان الجنة هي الماًوي sesungguhnya hanya surgalah satu-satunya tempat baginya.
Dalam ilmu balaaghah penjelasan antara ayat 37-39 dan 40-41 terdapat muqaabalah (perbandingan). Seperti firman Allah فاما من طغي berlawanan dengan firman-Nya واما من خاف مقام ربه. Dan firmannya واثر الحيوة الدنيا bertentangan dengan firman-Nya ونهي النفس عن الهوي.
Dua sifat ahli neraka tersebut berlawanan dengan dua sifat yang dibuat oleh Allah untuk mensifati ahli surga. Ahli neraka memiliki sifat selalu mengikuti hawa nafsunya dan menjadikan dunia sebagai tujuan utama dalam hidupnya.
Sedangkan ahli surga memiliki sifat ketaatan dan rasa takut yang mendalam terhadap kebesaran Tuhannya melalui pondasi pengetahuan tentang Allah, karena takut kepada Allah sebagai sebab bisa membantu seorang hamba untuk mencegah hawa nafsu.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Faathir ayat 28:إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ (Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para Ulama’). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News