Ini adalah hal baru. Meskipun hal itu baik, tapi apakah ada preseden atau contohnya dalam kehidupan Nabi Muhammad saw untuk ini?
Mereka yang tidak mau melaksanakan tarawih ini bersandar pada riwayat bahwa Nabi hanya salat selama tiga malam dan kemudian beliau berhenti melakukan salat itu di masjid.
Karena beliau berhenti, maka kita tidak memiliki alasan yang kuat untuk membalikkan penghentian itu, maka pada dasarnya kita masih terjebak dengan hal baru yang tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
Adapun alasan yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw khawatir Allah akan menjadikan salat ini sebagai salat wajib bila terus belau lakukan juga menyisakan problem. Tidak masuk akal untuk mengaitkan hal itu kepada Nabi Muhammad saw.
Bertahun-tahun sebelum ini dalam kisah Isra’ Mi’raj, kita tahu bahwa Nabi dalam perjalanan malamnya menerima wahyu dari Allah bahwa ada lima shalat wajib. Allah menjanjikan bahwa salat 5 waktu sama pahalanya dengan salat 50 rakaat.
Jadi, tidak ada alasan untuk takut bahwa Allah akan menambahkan salat wajib lain menjadi enam. Kalaupun Nabi khawatir bahwa Allah akan menetapkan salat wajib keenam, lalu apakah dengan menghentikan salat tarawih Allah akan berubah pikiran?
Wallâhu a’lam. (*)
*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News