Penyakit asam lambung merupakan salah satu masalah pencernaan yang sering dicemaskan oleh kebanyakan orang, terutama saat menjalani ibadah puasa.
Gejala yang umum dirasakan seperti; tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, begah, perut terasa perih hingga sensasi terbakar di ulu hati.
Penyakit asam lambung di dunia medis dikenal dengan Gastroesophangeal Reflux Disease (GERD).
Penyakit satu ini disebabkan oleh naiknya cairan asam lambung ke kerongkongan, sehingga timbul rasa perih seperti terbakar di sekitar daerah dada.
“Bagi orang awam sulit membedakan gejala asam lambung dengan penyakit jantung,” ujar Firman, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Kamis (14/3/24).
Dia lalu mengatakan, puasa memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan tubuh, termasuk bisa memperbaiki sistem pencernaan.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Internal Medicine, menjelaskan bahwa dari 130 orang pengidap asam lambung. 66 orang di antaranya melaksanakan puasa Ramadan, dan 64 orang lainnya tidak berpuasa.
“Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, keluhan asam lambung menjadi jauh lebih ringan pada orang yang menjalani puasa, daripada mereka yang tidak berpuasa. Sebab dengan berpuasa justru pola makan menjadi lebih teratur. Kebiasaan nyemil makanan pemicu asam lambung juga dapat diminimalisir,” papar Firman
Oleh karena itu, agar pengidap asam lambung tidak cemas, selama menjalani ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadan, perlu memperhatikan dan melakukan beberapa hal berikut:
Pertama, minum obat, jika lambung terasa tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu.
Berpuasa bagi penderita asam lambung memang tidak semudah orang sehat pada umumnya, biasanya beberapa hari awal berpuasa perut terasa tidak nyaman.
“Namun biasanya hanya terjadi tiga sampai tujuh hari di awal puasa saja, kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa minum obat,” tegas Firman.
Kedua, jangan lewatkan makan sahur, sebab melewatkan makan sahur bisa memperparah kondisi asam lambung di siang hari, jika perut dalam keadaan kosong dalam waktu lama dapat memicu gejala asam lambung.
“Jadi, usahakanlah untuk selalu bangun tepat waktu untuk makan sahur. Sayur yang direbus serta masakan tidak pedas dan tidak asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur,” terang Firman.
Ketiga, buka puasa tepat waktu, setelah tidak makan dan minum selama kurang lebih 13 hingga 14 jam, perut yang kosong perlu segera diisi dengan makanan.
“Jangan menunda-nunda untuk makan saat berbuka puasa. Perut butuh untuk mencerna makanan, sehingga cairan asam lambung bisa langsung digunakan untuk mengolah makanan yang masuk ke dalam lambung,” tutur Firman.
Keempat, makan dengan porsi kecil, walaupun perut kita terasa sangat lapar ketika waktu berbuka sudah tiba, usahakan untuk tidak makan terlalu banyak.
“Makan dengan porsi banyak, malah akan memicu naiknya asam lambung. Dan sangat disarankan makan ringan terlebih dahulu, kemudian makan nasi dapat dilanjutkan setelah shalat magrib,” katanya.
Terakhir, hindari konsumsi makanan pedas serta buah yang terasa asam dan makanan berlemak tinggi terutama pada saat makan sahur.
Sebab lemak tinggi yang terdapat pada makanan seperti santan, susu, jeroan, gorengan, serta daging, dapat memperberat kerja lambung sehingga puasa bisa menjadi tidak nyaman dan tidak nikmat. (ded)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News