Hal ini ditunjukkan dari berbagai sejarah perlawanan yang dilakukan masing-masing umatnya. Kaumnya melakukan perlawanan karena nabinya berupaya menegakkan tauhid.

Perlawanan yang dilakukan Raja Namrud kepada Nabi Ibrahim atau perlawanan Raja Fir’aun terhadap Nabi Musa tidak berbeda motifnya, yakni karena karena ajakan untuk menyembah kepada Allah semata.

Ikrar Janji

Untuk menguatkan janji suci, Allah memastikan bahwa para nabi mentauhidkan Allah dan tidak akan mengkhianati dengan mengatakan bahwa dirinya sebagai Tuhan.

Para nabi meyakinkan umatnya untuk tulus dan ikhlas mengabdi kepada Allah. Mereka bukan memanfaatkan kesempatan dirinya sebagai nabi agar kaumnya mengagungkan atau menyembahnya.

Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

مَا كَا نَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَا لْحُكْمَ وَا لنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّا سِ كُوْنُوْا عِبَا دًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰـكِنْ كُوْنُوْا رَبَّا نِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ

“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan Kitab dan karena kamu mempelajarinya!” (QS. Ali ‘Imran: 79)

Alquran menegaskan bahwa para rasul dan malaikat merupakan contoh makhluk Allah yang paling konsisten dalam memegang panji tauhid.

Bahkan para malaikat atau rasul tidak mungkin menyuruh manusia untuk menyembahnya. Mereka memang makhluk suci dan pilihan Allah namun mereka memegang teguh janji untuk mengagungkan Allah saja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini