Dipimpin Alim Markus, Pengusaha Tionghoa Kunjungi PWM Jatim
Alim Markus bersama pengusaha Tionghoa di Kantor PWM Jatim. foto: afifun nidlom/majelistabligh.id
UM Surabaya

Para pengusaha Tionghoa yang tergabung dalam Yayasan Bhakti Persatuan, Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa dan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya berkunjung ke Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Jalan Ketomenanggal IV/1, Surabaya, Senin (18/3/2024).

Rombongan yang dipimpin Dr (HC) Alim Markus, Bos Maspion Group. Mereka ditemui tiga personalia PWM Jatim, yakni Ir Tamhid Masyhudi (wakil ketua), Prof Biyanto (sekretaris), dan drh. Zainul Muslimin (bendahara).

Turut serta hadir menyambut tamu adalah Majelis Pelayanan Sosial Drs Hudi Nurwulan MM (Ketua) dan Nurul Huda M.Pd.I (Sekretaris).

Alim Markus yang juga ketua pembina beberapa yayasan masyarakat Tionghoa di Surabaya, menyatakan senang bisa bertemu lagi dengan para personalia Muhammadiyah.

Dipimpin Alim Markus, Pengusaha Tionghoa Kunjungi PWM Jatim
foto: afifun nidlom/majelistabligh.id

Kata dia, hubungan para pengusaha Tionghoa dengan Muhammadiyah sudah terjalin sejak lama.

“Kita kawan lama, ini Pak Tamhid kawan saya sejak dulu,” tutur Alim Markus, lalu tersenyum.

Dalam kesempatan itu, Alim Markus juga mengatakan bahawa Jawa Timur merupakan daerah yang menjadi rujukan dan panutan bagi pengusaha.

“Jatim aman dan damai. Kalau Jawa Timur aman, maka pengusaha tenang,” sebut Alim Markus.

Sebagai pengusaha dan warga negara Indonesia, dia mengaku bisa merasakan, betapa besar dampak dari peperangan di Ukraina dan Palestina.

Seperti yang dirasakan saat ini, di mana harga-harga barang kebutuhan naik. Kondisi ini membuat banyak masyarakat kelimpungan.

“Pengusaha berharap jangan sampai terjadi perang dunia ketiga. Karena dampak bagi pengusaha sangat besar. Terutama untuk kita yang akan menyongsong Indonesia Emas,” tutur Alim Markus.

Sementara itu Tamhid Masyhudi, menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi tradisi para pengusaha Tionghoa.

“Hampir tiap tahun ke sini. Menunjukkan bahwa hubungan pengusaha Tionghoa sangat baik dengan Muhammadiyah,” tegas dia.

Dipimpin Alim Markus, Pengusaha Tionghoa Kunjungi PWM Jatim
foto: afifun nidlom/majelistabligh.id

Dulu, kata Tamhid, penghubung pengusaha adalah Lim Ou Yen (kini sudah almarhum). Sebelum pandemi Covid-19, ada program yang digagas pengusaha Tionghoa adalah melakukan muhibah ke Tiongkok yang memberangkat tokoh-tokoh muslim ke sana.

Muhibah tersebut untuk saling berlajar dan bertukar pengalaman terkait perkembangan Islam di Indonesia dan Tiongkok.

“Kalau kondisi dunia baik dan aman bagi pengusaha, kami dapat mengirimkan para tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Muslim untuk belajar ke China. Nanti kita tunjuk haji Nur Awi sebagai pengganti Lim Ou Yen,” sela Alim Markus,

Tamhid juga menceritakan tradisi di Muhammadiyah dalam filantropi yang paling nyata adalah semua hasil Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) diperuntukkan untuk masyarakat.

“Pengurus Muhammadiyah tidak ada yang diberikan bayaran,” tegas Tamhid.

Pada kesempatan ini, para pengusaha Tionghoa melalui Yayasan Bhakti Persatuan menyerahlan 1.500 paket bingkisan hari raya. Paket bingkisan tersebut berisi sembako.

“Pada baksos ini, kami sebagai pengusaha mengambil porsi dari penghasilan sebagai zakat fitrah dari para pengusaha,” terang Alim Markus.

Ketua Yayasan Bhakti Persatuan Hermawan Susanto mengungkapkan jika penyerahan bingkisan Hari Raya harus dipercepat.

“Karena harga beras dan sembako kenaikan harganya cepat. Semoga dapat membantu kesulitan masyarakat,” tegasnya.

Hermawan berharap, silaturrahim pengusaha Tionghoa dengan Muhammadiyah selalu terjalin dengan baik. (afifun nidlom)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini