Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Pendiriannya tidak hanya sebagai respons terhadap kondisi sosial dan keagamaan di masa itu, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup umat Islam.

\Muhammadiyah menekankan pentingnya pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi sebagai bagian dari misi dakwahnya.

Selama beberapa dekade pertama, dakwah Muhammadiyah cenderung bersifat formal dan terfokus pada pengajaran ajaran Islam secara langsung.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Muhammadiyah mulai menyadari pentingnya pendekatan yang lebih luas dan inklusif dalam menyebarkan pesan agama.

Inilah awal mula munculnya dakwah kultural sebagai bagian integral dari gerakan dakwah Muhammadiyah.

Muhammadiyah telah mengadopsi berbagai strategi dalam melaksanakan dakwah kultural. Salah satu strategi utamanya adalah melalui seni dan budaya.

Muhammadiyah mendukung pengembangan seni yang mencerminkan nilai-nilai Islam dan budaya lokal. Misalnya, seni tari, musik, dan sastra Islam menjadi sarana penting untuk menyebarkan pesan agama secara kultural.

Selain seni dan budaya, Muhammadiyah juga memanfaatkan media massa dan teknologi informasi dalam menyebarkan pesan dakwah kultural.

Melalui televisi, radio, internet, dan media sosial, Muhammadiyah dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dan beragam.

Pesan-pesan keagamaan disampaikan dengan cara yang menarik dan relevan bagi audiens modern.

Pendidikan juga merupakan platform penting dalam dakwah kultural. Muhammadiyah aktif dalam menyelenggarakan program pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan agama, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan demikian, Muhammadiyah tidak hanya mendidik generasi muda tentang ajaran Islam, tetapi juga membentuk karakter dan identitas mereka secara kultural.

Mubaligh Muhammadiyah harus mampu menyelami karakter dari generasi muda mulai dari generasi milenial, gen-Z, dan generasi alpha. Perbedaan karakter harus didekati dengan pola pendekatan dakwah yang berbeda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini