UM Surabaya

Hal ini digambarkan Allah sebagaimana firman-Nya:

وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰ نًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَا لُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَ رْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰى ۗ بَلْ لِّـلّٰهِ الْاَ مْرُ جَمِيْعًا ۗ اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ وَلَا يَزَا لُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَا رِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَا رِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَا دَ

“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat diguncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Alquran). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.” (QS. Ar-Ra’d : 31)

Allah sudah memberi bukti sejarah bahwa Islam telah benar-benar ditegakkan dan berada di puncak keemasan di era sahabat.

Mereka mendampingi nabi selama 23 tahun untuk memperjuangkan tegaknya Islam di tanah Makkah hingga berlanjut di Madinah.

Alquran telah memandu mereka dalam mengguncang dunia dan menenggelamkan tradisi pemberhalaan patung.

Ketika Islam awal datang di Makkah, para sahabat dikucilkan. Mereka dikejar-kejar sebagai manusia yang rendah dan hina.

Mereka dipandang sebelah mata dan sinis. Para pemuka Quraisy memperlakukan umat Islam seperti budak, diperlakukan kasar, dan tidak pernah dipandang sebagai manusia normal.

Saat itu, mereka memperlakukan Nabi Muhammad seperti manusia berkelas rendah. Padahal beliau manusia berstatus sosial tinggi dan memiliki kedudukan terhormat.

Abdul Muthalib, kakek nabi, merupakan sosok yang sangat dihormati bangsa Quraisy. Begitu pula Abu Thalib, paman beliau, merupakan manusia yang disegani. Orang Quraisy tak berani menyentuh (mengganggu) fisik nabi selama Abu Thalib hidup.

Karena nabi dan para sahabat ingin membumikan Alquran di tanah suci, maka Allah menggerakkan tangan-Nya untuk mewujudkan hal itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini