Prof Zaki Ajak Pahami Budaya agar Dakwah Muhammadiyah Tidak Kaku
Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhowy.

Kebudayaan mengalami penyempitan makna, Rektor IAIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhowy mengajak warga Muhammadiyah kembali mendefinisikan kultur atau kebudayaan versi aslinya.

Kultur atau kebudayaan di internal warga Muhammadiyah mengalami penyempitan makna, sehingga dakwah yang dilakukan seakan kaku, serta terasa tidak ramah terhadap budaya.

Prof Zaki menjelaskan, kebudayaan memiliki tiga sistem yang meliputi sistem ide gagasan, sistem aktivitas dan fungsi, serta sistem materi dan benda.

Dalam pandangannya, jika Muhammadiyah ingin masuk ke dalam tiga hal itu harus melahirkan pemikiran baru dengan tidak meninggalkan sama sekali budaya yang lama.

“Muhammadiyah perlu menggagas ide-ide baru, yang sudah ada tidak apa-apa dipertahankan dan kemudian dilakukan revitalisasi, tapi ide baru harus terus lahir,” kata Prof. Zaki pada Selasa (19/3/2024) dalam Pengajian Ramadan 1445 H di UMJ.

Meskipun ketiga sistem dalam kebudayaan dibedakan, akan tetapi ketiganya berhubungan dengan sangat kuat. Karena orang melakukan sebuah tindakan didukung oleh sistem ide atau gagasan yang ada di pikirannya, kemudian menghasilkan materi kebendaan.

Wakil Ketua PWM Jateng ini mencontohkan bentuk masjid secara sosiologis. Masjid di nusantara, katanya, tidak bercirikan kubah melainkan seperti pola pagoda atau kuil yang atapnya lancip dan bersusun tiga.

“Kalau bersusun tiga itu pemaknaanya dari sisi Hindu itu adalah trimurti. Tapi ide, bentuknya dan materinya diakomodir di dalam kebudayaan Islam, tapi ada ide yang berbeda, kemudian idenya diintrodusir oleh para pembangun itu, bahwa bersusun tiga itu iman, islam, dan ihsan,” ungkapnya.

Introdusir yang dilakukan memunculkan pemaknaan baru atau berbeda terhadap materi atau fungsi yang sama. Hal itu menunjukkan hubungan antara ide, aktivitas, dan benda.

Mengaitkan makna dakwah kultural dengan ketiga sistem dasar dari kebudayaan, Prof. Zaki menjelaskan, dakwah kultural Muhammadiyah harus melakukan perbaikan dan transformasi dalam cara berpikir.

Sementara, pada sistem fungsi merupakan perbaikan dan transformasi cara bertindak, bersikap, dan berperilaku. Selanjutnya, pada aspek materi atau kebendaan adalah perbaikan dan transformasi bentuk dan material. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini