Alquran menggambarkan situasi mencekam itu sebagaimana firman-Nya:
قَا لُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜ هٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
“Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul-Nya.” (QS. Ya-Sin : 52)
Kebangkitan dari alam kubur itu diawali dengan tiupan sangkakala. Tiupan sangkakala itu mengeluarkan seluruh tubuh manusia dari kuburan mereka.
Mereka seperti orang bangun dari tidur sehingga mengagetkan jiwa-jiwa mereka. Dahulu ketika di dunia, mereka mengira setelah kematian tidak ada lagi kehidupan.
Mereka menganggap bahwa kehidupan ini hanya sekali dan setelah kematian tidak akan ada lagi kehidupan baru.
Situasi bangkitnya jasad membuat mereka kaget. Kekagetan itu mengingatkan penjelasan nabi bahwa akan ada hukuman yang pedih atas pelaku dosa.
Alquran mengilustrasikan kepanikan mereka, karena membayangkan siksaan yang akan mereka terima. Hal ini termaktub sebagaimana firman-Nya:
بَلْ تَأْتِيْهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ
“Sebenarnya (hari Kiamat) itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba lalu mereka menjadi panik; maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) diberi penangguhan (waktu).” (QS. Al-Anbiya : 40)
Kepanikan mereka sangat jelas terlihat ketika mereka mempertanyakan siapa yang membangkitkan mereka dari alam kubur. Allah menugaskan malaikat khusus untuk meniupkan sangkakala sebagai tanda adanya hari pertanggungjawaban.