Waktu-waktu yang dimanfaatkan orang beriman itu seharusnya seperti yang dilakukan para sahabat dan pejuang zaman Rasulullah.
Siang hari mereka seperti singa di padang pasir, yang berjuang tanpa lelah. Sedangkan malam harinya dihabiskan dengan beribadah.
Orang besar dan sukses yang memanfaatkan waktunya dengan baik. Dia tak mau ada waktu–semenit saja–yang terbuang tanpa kebaikan dan kemanfaatan.
Imam Al-Ghazali menasihatkan agar setiap hari kita meluangkan waktu sesaat – misalnya usai salat subuh untuk menetapkan syarat-syarat terhadap jiwa (musyarathah)
“Aku tidak mempunyai barang dagangan kecuali umur. Apabila ia habis, maka habislah modalku, sehingga putuslah harapan untuk berniaga dan mencari keuntungan lagi. Allah telah memberiku tempo pada hari yang baru ini, memperpanjang usiaku dan memberi nikmat.”
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News