Hari Kemenangan, Mewariskan Keunggulan

Khotbah Idul Fitri:

Oleh: Afifun Nidlom, S.Ag., M.Pd
Wakil Sekretaris Majelis Muhammadiyah Jawa Timur

الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
الحمد لله الذي هدانا للإسلام وأرسل إلينا نبيَّه محمدًا أفضلَ الأنام، فبيَّن برسالته الحلال والحرام، وفصَّل أحكام الصلاة والصيام، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملكُ العلاَّم، وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسولُه أفضل من صلَّى لربِّه وصام، صلَّى الله عليه وعلى آله وأصحابه البَرَرةِ الكرام، وسلَّم تسليماً كثيراً ما دامت الليالي والأيام.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Ada 4 perkara atau hal yang ingin saya sampaikan pada khotbah pagi hari ini, semoga kita semua mengingatnya dengan baik, yaitu:

1. Bersyukurlah dan rayakan kegembiraan hari ini

Hari ini, selayaknya kita bersyukur kepada Allah, bisa menyelesaikan puasa Ramadan selama sebulan. Hari kembali kepada kesucian.

Selama setahun, sekian banyak sampah yang mengotori otak dan hati kita. Hari ini, semua sampah dan kotoran itu kita bersihkan melalui puasa di siang hari dan berlama-lama sujud di malam hari selama sebulan penuh.

Tidak hanya berpuasa, kita juga berlomba sedekah semampunya, memperbanyak salat dan zikir dalam bulan yang mulia itu.

Lalu, Ramadan kita akhiri dengan saling mendoakan dan memaafkan. Betapa indahnya suasana hari ini. Sekali lagi, bersyukurlah dan rayakan kegembiraan ini.

2. Doakanlah orang-orang terkasih kita

Tak lupa kita kita memohonkan rahmat dan ampunan untuk semua keluarga kita yang telah kembali kepada Allah SWT, terutama bapak, ibu dan orang-orang terkasih kita.

Semoga ikut merasakan kegembiraan selama Ramadan, bahkan selamanya, berkat doa-doa kita, khususnya selama bulan suci itu.

Kita doakan juga, semoga seluruh pegiat kemanusiaan dan pejuang masyarakat dan negara yang gugur dalam melaksanakan tugas mendapat kegembiraan berupa rahmat dan ampunan Allah dalam kuburnya. Amin.

3. Bisakah kebahagiaan Idul Fitri ini berlanjut sampai Ramadan yang akan datang?
Bisa, asalkan akhlak mulia selama Ramadan ini kita lanjutkan pada bulan-bulan berikutnya.

4. Bisakah akhlak mulia selama Ramadhan kita wariskan untuk anak keturunan kita?.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Prof. Carl Sagan dari Princeton University, AS dalam bukunya The Dragon of Eden memberikan gambaran salah satu keunggulan manusia, yaitu dalam struktur anatomi dilengkapi dengan sistem penyimpan informasi/memori.

Sistem penyimpan informasi pada manusia ada dua macam. Pertama, Jaringan Otak, yang menyimpan informasi apa pun yang dapat direkam olehnya. Otak manusia mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi setara dengan 107 Gbits.

Kedua, DNA-Kromosomal, yaitu molekul DNA yang ada di kromosom, yang menyimpan informasi genetik manusia.

DNA-kromosomal manusia mampu menyimpan memori sekitar 2×104 Gbits. Kapasitas menyimpan informasi DNA-kromosomal manusia ini setara dengan buku setebal 2 juta halaman atau sebanding dengan 4000 jilid buku @ 500 halaman.

Karenanya Allah menyatakan:

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِیۤ أَحۡسَنِ تَقۡوِیمࣲ

“Sungguh benar-benar Kami telah menciptakan manusia dalam penciptaan yang terbaik.”[Surat At-Tin 4]

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Seluruh ilmuan menyatakan apapun informasi yang terekam dalam memori otak kita tidak bisa diwariskan. Sedangkan apa yang terekam dalam memori kromosomal DNA kita akan dialihkan atau diturunkan kepada keturunan kita.

Para ilmuan menyatakan, memori kromosomal DNA yang direkam adalah berasal dari kebiasaan-kebiasaan kita, baik dan buruknya. Maka, apa yang akan kita wariskan kepada anak keturunan kita berasal dari pola perilaku kita.

Pembiasaan berbuat baik selama bulan Ramadhan sungguh modal yang luar biasa untuk warisan kita. Dalam satu kesempatan Rasul ditanya para sahabat, siapakah manusia terbaik?

قُلنا: يا نَبيَّ اللهِ، مَن خَيرُ الناسِ؟ قال: ذو القَلبِ المَخْمومِ، واللِّسانِ الصَّادِقِ. قال: يا نَبيَّ اللهِ، قد عَرَفْنا اللِّسانَ الصَّادِقَ، فما القَلبُ المَخْمومُ؟ قال: التَّقيُّ، النَّقيُّ، الذي لا إثْمَ فيه، ولا بَغيَ، ولا حسَدَ. قُلْنا: يا رسولَ اللهِ، فمَن على أثَرِه؟ قال: الذي يَشنَأُ الدُّنيا، ويُحِبُّ الآخِرةَ. مُؤمِنٌ في خُلُقٍ حَسَنٍ.

“Ibnu Umar menceritakan, kami bertanya: Ya Rasul, siapakah manusia terbaik itu? Jawab beliau: “Pemiliki hati yang bersih dan lidah yang benar’. Lalu kami katakan: ‘Kami memahami lidah yang benar, apa yang dimaksud pemilik hati yang bersih?’.

Jawab beliau: “hati yang takwa, hati yang suci, yang tidak mau menyimpan dosa (berpikir buruk), tidak mau berbuat curang, dan tidak mau iri dengki, benci. Kami bertanya lagi: bagaimanakah tanda orang yang baik tersebut? Nabi menjawab: membenci keburukan dunia, mencintai akhirat, beriman dengan akhlak yang bagus”.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Semoga khotbah ini bermanfaat untuk hidup kita di dunia hingga di akahirat. Amin. Dan marilah kita berdoa menutup rangkaian khotbah ini, semoga Allah mengijabahi.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِي مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ يَارَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ وَنُشْهِدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ اْلأَحَدُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدُ. اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا اْلإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini