Dalam ajaran Islam, malam Lailatul Qadar telah menjadi fenomena yang dipersembahkan dalam ayat-ayat Alquran dengan keanggunan misterius.
Ayat-ayat yang merujuk padanya, seperti yang terdapat dalam surat al-Qadar ayat 1, mengisyaratkan akan keagungan malam itu.
Disebutkan bahwa Alquran diturunkan pada malam al-Qadr, yang artinya malam kemuliaan. Sebuah penghormatan yang tak terbantahkan bagi umat Islam.
Namun, kerap kali kita merasa kebingungan dalam upaya memahami kepastian kedatangan malam yang penuh berkah ini.
Surat ad-Dukhan ayat 3 memberikan cahaya tambahan, menyatakan bahwa malam yang diberkahi ini adalah Lailatul Qadar, memberikan nama alternatif untuk malam tersebut. Namun, masihlah terbungkus dalam misteri.
Pertanyaan tentang kapan malam ini akan tiba tetap tergantung pada interpretasi, dengan surat al-Baqarah ayat 185 menyiratkan bahwa Alquran diturunkan pada bulan Ramadan. Suatu periode yang penuh keberkahan dan ibadah bagi umat Islam.
Sementara itu, dalam surat al-Anfal ayat 41, malam ini dihubungkan dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, pertemuan dua pasukan yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, seperti yang terjadi dalam perang Badar.
Menurut pemikiran Sayyid Qutb, bulan Ramadan adalah waktu di mana awal Alquran diresapi dalam hati Nabi Muhammad saw untuk kemudian disampaikan kepada umatnya.
Malam Lailatul Qadar, di sisi lain, telah dipanggil dengan beberapa julukan, dari “malam taqdir” yang menegaskan penentuan segala sesuatu oleh Allah hingga “malam maqam” yang mencerminkan tingginya kedudukan dan kebesaran malam tersebut.
Lailatul Qadr adalah rahasia yang tersembunyi dalam kebesaran Allah, dan itulah sebabnya dalam al-Quran, pertanyaan ditujukan kepada umat manusia, seperti yang terdapat dalam surat al-Qadr ayat 2: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?”