Takdir waktu pastinya tetap menjadi teka-teki hingga kini. Namun, yang pasti, Lailatul Qadr adalah malam yang luar biasa istimewa, sebuah keagungan yang tak tertandingi dibandingkan dengan malam-malam lainnya. Hal ini diungkapkan dengan jelas dalam ayat 3 surat al-Qadr: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
Rasulullah saw pun menekankan pentingnya malam yang mulia ini, menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah, doa, dan amal kebajikan pada malam yang penuh berkah tersebut.
“Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Carilah Lailatul Qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan.” [ditahrijkan oleh al-Bukhari, I, Kitab al-Tarawih, hal. 225].
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tunggulah Lailatul Qadr pada sepuluh akhir (bulan Ramadan) atau sembilan akhir.” [ditahrijkan oleh Muslim, no. 211/1165].
Berdasarkan hadis di atas, Rasulullah saw mengajarkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadr pada sepuluh akhir, sembilan akhir, atau tujuh akhir bulan Ramadan, tanpa menetapkan tanggal tertentu.
Tidak ada ketetapan yang jelas dalam Alquran atau hadis terkait tanggal pasti Lailatul Qadr.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa turunnya Alquran dimulai pada bulan Ramadan, namun para ulama memiliki pendapat yang beragam mengenai tanggal pastinya, begitu pula dengan Lailatul Qadr.
Oleh karena itu, para ulama menyarankan agar umat Islam berusaha mencari Lailatul Qadr mulai dari awal hingga akhir bulan Ramadan, karena kepastian waktu Lailatul Qadr tidak bisa dipastikan secara pasti. (*)
Referensi:
Majalah Suara Muhammadiyah nomor 17 tahun 2003
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News