Nihilisme Akhirat dan Tersebarnya Kemaksiatan
Slamet Muliono. foto: majelistabligh.id
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Tersebarnya perbuatan maksiat secara masif tidak lepas dari ketidakpercayaan datang hari pembalasan di akhirat.

Kemaksiatan ini sulit dibendung karena pelakunya yakin bahwa tidak ada hari pembalasan setelah kematian. Inilah yang disebut dengan nihilisme akherat karena akhirat diyakini tidak ada alias kosong.

Hal ini selaras dengan paparan Alquran yang menjelaskan bahwa manusia yang menolak akherat akan memproduksi amal kejahatan. Mereka sangat yakin bahwa setelah di dunia ini tidak akan ada hari pertanggungjawaban.

Nihilisme Akhirat

Menolak adanya hari kebangkitan (nihilisme akhirat) berkonsekuensi pada terciptanya berbagai kedurhakaan.

Dengan kata lain, ketidakpercayaan adanya hari pertanggungjawaban ini membuat mereka melakukan kemaksiatan secara leluasa, dan bahkan perbuatannya dipandang indah.

Padahal perbuatan itu buruk dan berdampak pada kerusakan. Hal ini diabadikan Alquran sebagai firman-Nya :

اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِا لْاٰ خِرَةِ زَيَّـنَّا لَهُمْ اَعْمَا لَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan.” (QS. An-Naml : 4)

Karena kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan buruk itu, maka akan ditiru dan dianggap sebagai sebuah kebiasaan.

Ketika sudah tersebar dan komunitas itu menganggap sebagai hal biasa, maka sulit untuk mengembalikan keadaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini