Bahkan secara ekonomi, harga tanah semakin meningkat setiap waktunya. Hampir seluruhnya apa yang ada di muka bumi ini bergantung pada tanah.
Berbeda dengan api yang mana dia bergantung dari bahan bakar, sedangkan bahan bakar yang digunakan oleh api berasal dari apa yang ada di bawah maupun di atas tanah.
Dari semua hal tersebut, sudah sepantasnyakah perkataan iblis yang mengatakan bahwa dia yang tercipta dari api lebih baik dari pada Adam yang tercipta dari tanah?
Akibat dari kesombongan dan kedurhakaannya itu, iblis divonis sesat oleh Allah SWT. Vonis tersebut bukannya membuat dia menyadari kesalahannya namun justru memicu dendam kesumat kepada anak cucu Adam hingga bersumpah untuk menyesatkan mereka.
Iblis bersalah atas perbuatan dia sendiri, namun justru hendak mencari teman untuk dapat dipersalahkan, agar mengikuti jejak yang dilakukannya.
Itulah sifat iblis, ingin menyebarkan virus kedurhakaan, mencari teman agar ikut berbuat salah.
Selain dendam kesumat kepada anak cucu Adam, Iblis juga banyak maunya. Dia ingin ditangguhkan hingga hari Kiamat.
Lalu, bagaimana dengan Adam? Nabi Adam juga pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Adam dan istrinya, sebenarnya adalah karena pengaruh bisikan setan yang membujuknya agar mendekati pohon terlarang.
Setan menjanjikan janji palsu bahkan menyatakan diri bahwa dia adalah seorang pemberi nasihat.
Begitu halus rayuan syaitan sehingga Nabi Adam dan istrinya terperdaya. Itulah bujuk rayu syaitan yang menyebabkan Nabi Adam dan istrinya tergelincir dalam kesalahan.