UM Surabaya

Demikian halnya dengan Allah, yang meninggalkan jejak ke-Maha Kuasaan-Nya kepada diri manusia, melalui sifat rahman dan rahim. Jika sifat rahman dan rahim yang telah  ditanamankan dalam diri manusia itu  luntur bahkan hilang, maka keotentikannya juga akan sirna.

Oleh karena itu, manusia harus  menjaga sifat rahman dan  rahim karena itu adalah  bekal untuk menjaga kehormatan diri dan sesama manusia.

Sifat rahman dan rahim adalah modal utama manusia sebagai khalifah di muka bumi. tanpa kedua itu, bumi akan rusak.

Tugas manusia adalah menjaga keseimbangan yang ada dibumi. Kedudukan sebagai khalifah harus dimaknai sebagai mandat, bukan sebagai bagian dari kesewenang-wenangan.

Manusia tidak ada artinya tanpa sifat rahman dan rahim. Bagi siapa saja yang menjaga rahman dan rahim, maka alam pun akan hormat kepada manusia.

Setidaknya ada tiga hikmah yang dapat kita petik dari kisah di atas, terutama untuk menjadi pelajaran dibulan Ramadan ini.

Pertama, dibulan Ramadan kita melatih diri untuk mengendalikan emosi. Emosi ibarat api, memberikan manfaat jika dikendalikan.

Emosi tidak bisa dihilangkan, justru perlu dilampiaskan namun tentu dengan cara-cara yang dibenarkan.

Emosi jika dibiarkan lepas dan liar, dapat berakibat kerusakan. Cara mengendalikan emosi adalah dengan terus mengolah nalar berpikir dan spiritualitas.

Kedua, dibulan Ramadan kita perlu melatih diri untuk menghidupkan dan menguatkan sifat rahman dan rahim. Di antaranya contohnya adalah dengan bersedekah dan berzakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini